visitaaponce.com

BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi di Sikka Susur Jalur Evakuasi

BMKG Gelar Sekolah Lapang Gempa Bumi di Sikka Susur Jalur Evakuasi
Peserta sekolah lapang gempa bumi susur jalur evakuasi tsunami dan gempa yang berlangsung, Selasa (26/7) di Kabupaten Sikka, NTT.(MI/Gabriel Langga)

KABUPATEN Sikka, di Nusa Tenggara Timur merupakan daerah rawan bencana gempa tsunami. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tercatat ada 2.102 kejadian gempa bumi susulan melanda wilayah Kabupaten Sikka, yang terhitung mulai Desember 2021 sampai 10 Maret 2022.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, BMKG melatih sekitar 50 peserta sekolah lapang gempa bumi untuk susur jalur evakuasi tsunami dan gempa yang berlangsung, Selasa (26/7).

Berdasarkan pantauan mediaindonesia.com, ada 50  peserta di Gedung Sikka Convention Center (SCC) memulai sesi susur jalur evakuasi. Peserta yang menelusuri jalur evakuasi sejauh dua kilometer itu dimulai dari titik start yang ada di tempat pelelangan ikan (TPI) yang
berada di Kelurahan Kota Baru  sebagai titik kumpul awal. Kemudian lanjut ke jalur evakuasi.

Dipilihnya gedung SCC, mengingat sebagai tempat evakuasi akhir karena kawasan tersebut, merupakan jalur hijau berdasarkan peta gempa bumi dan tsunami dari BMKG yang artinya tak terdampak gelombang tsunami.

Sambil menelusuri jalur evakuasi, para peserta sekolah lapang gempa bumi diminta mengamati jalur yang dilalui, termasuk kawasan yang berbahaya saat dilalui evakuasi. Ketika sampai di titik kumpul akhir, peserta juga diberi pemahaman soal keamanan dan kenyamanan ketika sampai pada evakuasi akhir, lalu diakhiri dengan simulasi gempa bumi.

Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono usai memantau para peserta sekolah lapang di Kabupaten Sikka mengatakan bahwa simulasi susur jalur evakuasi bertujuan untuk mengetahui lokasi aman apabila suatu saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami yang terjadi di Kabupaten Sikka.

Dia pun mengatakan susur jalur evakuasi  yang diberikan kepada peserta sekolah lapang ini sebenarnya untuk mengetahui rentang waktu evakuasi sampai pada titik aman, sehingga saat situasi sebenarnya bisa diperhitungkan dari lokasi tempat tinggal hingga ke titik evakuasi yang
dianggap aman.

"Tujuan susur jalur evakuasi agar mengetahui titik aman apabila suatu saat terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami," katanya.

Sebelumnya, Kepala BMKG wilayah III Badung, Cahyo Nugroho mengaku saat membuka acara pelantikan
sekolah lapang gempa bumi bahwa wilayah pulau Flores dan sekitarnya merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami secara tektonik. Di NTT, kata dia,  terdapat sumber gempa sesar naik busur belakang. Hal ini dikarenakan NTT dekat dengan sumber gempa Segmen Megathrust Sumba.

Nugroho memaparkan berdasarkan catatan sejarah BMKG, tsunami terjadi lebih dari 22 kali di Bali, NTB, dan NTT. Pada 29 Desember 1820, gempa berkekuatan M7,5 berpusat di Laut Flores mengguncang NTB, NTT, dan Sulawesi sehingga gempa memicu tsunami di beberapa lokasi tersebut. Selanjutnya, tsunami juga melanda pulau Flores pada 12 Desember 1992 yang dipicu gempa M7,5 berpusat di laut, 35 km barat laut Kota Maumere. Gempa memicu longsor bawah laut membangkitkan tsunami hingga menelan korban jiwa lebih dari 2.500 orang.

"Pada tahun 2021, sekitar bulan Desember pada pukul 11.20 WITA, gempa melanda laut Flores dengan kekuatan gempa tersebut adalah  M7,4. Gempa ini memicu tsunami kecil untuk wilayah pesisir sekitar laut Flores dan menyebabkan setidaknya 346 rumah rusak berat," papar dia.

Menurut dia, setiap gempa besar pasti diikuti dengan gempa susulan. Ia pun mencatat dari  Desember 2021 sampai 10 Maret 2022 ada 2.102 gempa susulan. "Sejak gempa besar, 7,4  Magnitude di bulan Desember 2021 sampai 10 Maret 2022, kita mencatat ada 2.102 kali gempa susulan atau aftersok yang melanda Kabupaten Sikka. Kemarin juga ada beberapa kali gempa yang melanda
Kabupaten Sikka," papar dia

Dikatakan Cahyo bahwa  secara tektonik di NTT dikepung oleh sumber gempa  potensial dan tsunami besar. Untuk itu kata dia, BMKG menggelar sekolah lapangan gempa bumi  dan tsunami di Kabupaten Sikka. Hal ini dikarenakan program sekolah lapangan merupakan program pusat. Ia pun
menegaskan bahwa kegiatan sekolah lapang gempa dan tsunami ini tidak dilakukan sembarang daerah tetapi dilaksanakan di daerah-daerah yang memiliki potensi atau daerah-daerah yang pernah terjadi gempa dan tsunami.

"Sekolah lapangan ini dilakukan karena Sikka memiliki sisi historis dimana pernah dilanda tsunami dan gempa di tahun 1992 dengan memakan korban jiwa," papar dia

Ia mengatakan kegiatan sekolah lapang gempa bumi ini dilakukan agar masyarakat Kabupaten Sikka siap dan mandiri terhadap gempa dan tsunami. "Sekolah lapang gempa bumi tujuannya bagaimana menyiagakan untuk bersiap dan mampu untuk evakuasi mandiri, jika terjadi gempa bumi dan tsunami," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sikka, Alvin Parera mengatakan, daerahnya rawan gempa dan tsunami karena berada di zona merah tsunami sehingga perlu campur tangan dan uluran tangan dari BMKG dan pemerintah pusat memberikan pendidikan tentang bencana alam kepada masyarakat setempat.

Ia mengatakan, dengan adanya sekolah lapang gempa bumi sehingga peserta bisa menularkan pengetahuannya kepada masyarakat sehingga timbul kesiapan dan kesiapsiagaan.

Untuk itu, dirinya berharap, kepada peserta dalam pendidikan sekolah lapang gempa bumi ini agar serius dan telaten. "Setelah selesai pelatihan ini bisa ditularkan kepada masyarakat umum minimal keluarga sendiri," harap Sekda Sikka. (OL-13)

Baca Juga: BMKG: Awas Gelombang Sangat Tinggi di Selatan Jawa

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat