visitaaponce.com

Kolaborasi Jaga NKRI dari Ancaman Radikalisme dan Terorisme

Kolaborasi Jaga NKRI dari Ancaman Radikalisme dan Terorisme
Ketua ICMI Arif Satria bersama Deputi I BNPT Mayjen Nisan Setiadi dan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid di Lampung.(Ist)

BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berkomitmen untuk turut serta dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan terorisme.

Hal itu dikatakan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi dalam sambutannya pada acara Musyawarah Wilayah VII, ICMI se-Indonesia Organisasi Wilayah Lampung yang dilaksanakan di Mahligai Agung Convention Hall, Kampus Universitas Bandar Lampung (UBL), Bandar Lampung, Kamis (28/7).

"Ke depan kita akan bersinergi dengan ICMI terkait dengan bagaimana menerapkan kontranarasi yang positif, membangun moderasi beragama yang baik, sehingga kita bersama membangun Indonesia lebih baik," ujar Nisan dalam keterangan yang diterima, Sabtu (30/7).

Dijelaskan alumnus Akmil 1988 ini, radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar yang tidak hanya mengganggu keamanan masyarakat, tetapi dalam cakupan yang lebih besar merupakan ancaman potensial terhadap kedaulatan negara.

Untuk itu, kata dia, perlunya mendorong simpul-simpul organisasi untuk mampu menjadi agen perdamaian, membangun deteksi dini, mengorganisasi massa, dan menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama melawan segala bentuk paham dan propaganda kelompok radikal terorisme.

"Dalam membangun deteksi dini dan daya tangkal inilah keterlibatan seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan, organisisasi seperti ICMI yang terdiri dari para cendikiawan, akademisi, dan tokoh pendidikan yang telah berkontribusi dalam kehidupan bangsa dan negara ini," ujar perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) Kodiklatad ini.

Atas pernyataan Deputi I BNPT tersebut, Ketua Umum ICMI Prof Dr Arif Satria SP MSi mengungkapkan bahwa ICMI akan menunjukkan komitmen dan keseriusannya dalam menjaga NKRI khususnya dari paham radikalisme dan terorisme. Karena bagi ICMI, paham radikal terorisme ini merupakan dinamika global luar biasa yang tentunya sangat berbahaya bagi keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia.


Baca juga: FKPT Lampung Sebut Narasi Kebencian Timbulkan Perpecahan Bangsa


"ICMI punya komitmen besar untuk mengawal NKRI, karena kita punya peran bagaimana mengawal kehdupan berbangsa dan bernegara yang sehat dan kita mengawal proses demokrasi yang menyejahterakan, bukan yang membuat polarisasi dan menghancurkan," ujar Arif.
 
Pria yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini melanjutkan, hal ini tidak terlepas dari identitas ICMI sebagai organisasi yang memiliki identitas keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiaan, sehingga menjadi tugas wajib tersediri untuk turut bersama seluruh komponen bangsa untuk menjaga NKRI ini menjadi bangsa besar dan tangguh.

"ICMI punya identitas keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiaan, Indonesia adalah rumah besar yang harus kita rawat dan kita jaga toleransinya, kerukunannya karena itu menjadi aset dan modal bagi kita untuk menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang terdepan," kata peraih gelar Doktor dari Department of Marine Social Science, Universitas Kagoshima, Jepang ini.

Oleh karenanya, ICMI akan terus fokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan 5K, yaitu Kualitas Iman, Kualitas Pikir, Kulaitas Karya, Kualitas Kerja, Kualitas Hidup. Arif juga turut berkomitmen untuk membangun sinergi dan kolaborasi dengan BNPT dalam merawat dan menjaga keutuhan NKRI.

"Kami siap dengan BNPT untuk berkolaborasi, dalam merawat dan menjaga keutuhan NKRI, jadi ini bukti komitmen kita," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ICMI Lampung, Yusuf Sulfarano Barusman, turut menguatkan komitmen dengan cara memberikan pemahaman kepada cendekiawan yang lebih komprehensif, serta memfasilitasi dialog dan diskusi kebangsaan ke berbagai pelosok wilayah di wilayahnya.

"Kita tentu memberikan pemahaman kepada para cendikiawan bahwa memang apa yang disampaiakan ketua umum, inikan dinamika global luar biasa, sehingga kita perlu updating kepada semua pihak dan cendikiawan supaa mereka punya pemahaman yang lebih komprehensif," ujar Yusuf.

Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang juga turut membuka acara, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol  Ahmad Nurwakhid, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, dan wali kota dan bupati se-Lampung. (RO/OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat