visitaaponce.com

BKSDA Konflik Warga dengan Beruang di Sumsel Dipicu Musim Durian

BKSDA: Konflik Warga dengan Beruang di Sumsel Dipicu Musim Durian
Seekor beruang madu dilepasliarkan di Kawasan Suaka Margasatwa Dangku, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, Rabu (29/6).(ANTARA/Nova Wahyudi)

BALAI Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan melaporkan konflik warga dengan beruang madu atau Helarctos malayanus di Kota Pagaralam dan sekitarnya yang terjadi belakangan ini, dipicu oleh musim panen durian.

Kepala BKSDA Wilayah II Lahat Martialis Puspito saat dimintai konfirmasi di Lahat, Sumsel, Rabu (28/9), mengatakan konflik tersebut telah berlangsung sekitar dua pekan terakhir di September, yang diketahui merupakan periode berlangsungnya panen durian di daerah setempat.

Selama periode itu, pihaknya cukup banyak menerima pelaporan dari warga Kota Pagaralam dan sekitarnya termasuk Kabupaten Lahat, yang sering mendapati jejak beruang madu berkeliaran di sekitar kebun mereka.

"Terbaru, bahkan sekitar dua hari yang lalu ada seekor beruang masuk ke rumah warga di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, untuk mencari makan, karena diketahui rumah itu juga menyimpan hasil panen durian," kata dia.

Martialis menjelaskan, secara peta kontur konflik warga dengan beruang di dua daerah tersebut sangat mungkin terjadi, karena sebagian besar masih terdapat kawasan hutan lindung yang menjadi habitatnya.


Baca juga: Lestarikan Makanan Khas, Pemkab Lamongan Gelar Festival Kuliner

 
Namun terlepas dari situ, masa panen durian yang berlangsung saat ini menjadi salah satu indikator utama mereka hingga keluar dari kawasan hutan menyasar permukiman penduduk.
 
"Ya, itu (musim panen durian) salah satu yang memantik beruang madu keluar dari sarangnya, karena pengamatan kami biasanya mereka paling berada melintas di sekitar kebun warga yang berbatasan dengan hutan," ujarnya pula.

Ia pun memastikan, pelaporan warga yang berkonflik dengan beruang tersebut menjadi konsentrasi serius BKSDA untuk ditanggulangi, sehingga kondisi di lapangan tetap kondusif.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan mendirikan papan sosialisasi dan menyiagakan petugas konservasi satwa ke beberapa lokasi yang kerap ditemukan jejak aktivitas beruang.

Pihaknya juga memasang satu unit perangkap besi berikut kamera pengawas, di antaranya di Dusun Sukarami, Muara Siban, Kecamatan Dempo Utara, lokasi warga setempat yang rumahnya dimasuki beruang.

"Belum ada yang tertangkap, sehingga alat perangkap itu dipasang sampai dipastikan tidak ada lagi aktivitas beruang di sekitar lokasi. yang pasti pendampingan kepada warga terus dilakukan oleh BKSDA," ujarnya lagi. (Ant/OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat