Tekan Inflasi, BI NTT Ingatkan Masyarakat tidak Panic Buying
![Tekan Inflasi, BI NTT Ingatkan Masyarakat tidak Panic Buying](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/f0f2ef758697f701c1ae34a0e3a34b0f.jpg)
DEPUTI Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Daniel Agus Prasetyo menyebutkan pembelian bahan kebutuhan pokok oleh masyarakat karena panik, akan menyebabkan inflasi terus naik.
Padahal, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sedang berupaya menurunkan inflasi di bawah pertumbuhan ekonomi yang saat ini tercatat sebesar 3,22% pada November 2022, sedangkan inflasi NTT sebesar 6,74% (yoy) di atas nasional sebesar 5,42% (yoy).
"Belanjanya harus bijak. Barang-barang masih tersedia di pasar, jangan panic buying," ujarnya dalam keterangan pers kepada wartawan di Kupang, Rabu (28/12) sore.
Dia juga mengimbau pedagang di pasar tidak menaikkan harga bahan kebutuhan pokok secara berlebihan.
Dia juga minta pedagang tidak memanfaatkan momen hari raya dan tahun baru untuk menaikkan harga barang.
"Kami mengimbau kepada pedagang, tolonglah dalam masa seperti ini, mau mencari untung yang wajar, paling tidak bisa menutup biaya produksi dan mendapat keuntungan sedikit, agar masyarakat menikmati harga yang lebih terjangkau," kata Daniel.
Sementara itu, sesuai hasil survei pemantauan harga pekan ke-4 Desember 2022 tercatat inflasi sebesar 0,91% (mtm). Infasi sebesar itu didorong oleh harga yang diatur oleh pemerintah atau administered prices dan harga pangan bergejolak atau volatile food.
Untuk administered prices seperti harga bahan bakar untuk rumah tangga, serta harga rokok kretek filter yang mencapai Rp22,375 pak dan Rp134,500/satuan, meningkat 11,88% dan 0,28% dibandingkan sebelumnya. Menurutnya, andil administered prices terhadap inflasi sebesar 3,78% (yoy).
Baca juga: Di 2022 Kriminalitas di Yogya Naik karena PPKM Dilongarkan
Sedangkan pada kelompok volatile food yakni komoditas ikan tongkol, kangkung dan sawi hijau. Harga kangkung sebesar Rp16,322,31/kilogram, sawi hijau Rp18.357,06/kg, dan tomat RP23,887,50/kg atau masing-masing meningkat sebesar Rp14,70%.
Untuk menjaga harga-harga tetap normal, tim TPID terus melakukan pemantauan stok dan harga barang di pasar.
Kegiatan ini dilakukan tidak hanya jelang Natal dan tahun baru, tetapi dilakukan secara rutin setiap bulan.
"Setiap saya ke daerah, saya turun dulu ke pasar untuk mengecek harga dan stok," ujar Kepala Biro Perekonomian Setda Nusa Tenggara Timur (NTT), Jusuf Lerry Rupidara.
Ia mengatakan, TPID sudah melakukan enam upaya konkret untuk menekan inflasi yakni melaksanakan operasi pasar murah, melaksanakan sidak ke pasar dan distribusi agar barang dagangan tidak tertahan di gudang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan.
Selain itu, dilakukan gerakan menanam, merealisasikan bantuan tunai tambahan (BTT), dan dukungan transportasi dari BTT. Untuk gerakan menanam, BI Kantor Perwakilan NTT membagikan anakan cabai kepada setiap kabupaten dan kota, masing-masing menerima 10.000 anakan cabai untuk ditanam oleh masyarakat.
Sementara itu, menurut Rupidara, rapat koordinasi TPID yang sudah digelar di 9 kabupaten dan kota, direkomendasikan 10 poin yaitu, mengintensifkan komunikasi publik sebagai upaya menghindari kepanikan atau menjaga ketenangan masyarakat terhadap kondisi inflasi saat ini, mengaktifkan TPID, mengaktifkan satgas pangan, BBM subsidi harus tepat sasaran ke masyarakat yang tidak mampu, dan melaksanakan gerakan penghematan energi.
Selanjutnya, gerakan tanam pangan cepat panen seperti tomat, bawang dan anakan cabai yang dibagikan BI Perwakilan NTT tersebut, kemudian melaksanakan kerja sama antardaerah. Pasalnya, belum semua daerah memiliki kerjasama antaradaerah, yang meliputi seluruh komoditas yang strategis.
Setiap item komoditas dikaji oleh setiap daerah, di mana daerah yang kekurangan komoditas mengambil dari daerah yang surplus.
Rekomendasi berikutnya adalah mengintensifkan jaring pengaman sosial, BPS dan Bank Indonesia di provinsi mengumumkan angka inflasi hingga kabupaten dan kota, serta Isu pengendalian inflasi jadikan isu prioritas dan sinergi semua stakeholder seperti saat penanganan pandemi covid-19. (OL-16)
Terkini Lainnya
Rayakan HUT Bhayangkara, Anggota Polda NTT dan TNI Terima Hadiah Handphone dari Kapolda
Kapal Nelayan Tenggelam, Bocah Terombang-ambing di Perairan Pulau Padar
Indonesia Flobamorata Fashion In Town 2024: Merayakan Warisan Budaya dengan Tema "Culture Protector: Tradition and Modernity"
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Polres Manggarai Barat Bedah Rumah Warga tidak Layak Huni
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Komitmen Terpercaya agar Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap