visitaaponce.com

Bupati Tangerang Pimpin Aliansi KabupatenKota Peduli Sanitasi

Bupati Tangerang Pimpin Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi
Ahmed Zaki Iskandar (kanan).(Dokumentasi pribadi.)

KEPENGURUSAN Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi) periode 2022-2026 resmi terbentuk. Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar ditunjuk sebagai Ketua Umum Akkopsi. Kemudian Sekretaris Umum Akkopsi dijabat Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina dan Bendahara Umum oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun.

Pelantikan dan pengukuhan pengurus Akkopsi 2022-2026 dilakukan pada 3 Maret 2023 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Yohanes Baptista Satya Sananugraha. "Selamat bertugas kepada pengurus baru Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi periode 2022-2026. Pemerintah melalui Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Akkopsi untuk meningkatkan kehidupan yang layak bagi masyarakat. Ini khususnya dalam mengakses air besih dan minum serta sanitasi yang layak dan aman bagi masyarakat," ujar Satya mewakili Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang berhalangan hadir.

Acara pelantikan itu dihadiri oleh Inspektur 1 Kemendagri Bahtiar dan sejumlah bupati dan wali kota yang menjadi anggota Akkopsi di antaranya Wali Kota Pariaman, Wali Kota Banjarmasin, Wali Kota Cilegon, Wali Kota Samarinda, Wali Kota Agam, Bupati Tulang Bawang, Bupati Kebumen, Sekda Magelang, Bupati Bandung, dan Bupati Kendal. Hadir pula mitra Akkopsi di antaranya Unicef.

Sebagaimana diketahui, ada 492 bupati/wali kota di seluruh Indonesia yang bergabung dalam Akkopsi. Program kerja utama Akkopsi mempercepat pembangunan infrastruktur berupa sarana sanitasi yang aman dan layak bagi masyarakat. Organisasi tersebut juga memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bisa mengakses air bersih dan minum. "Tentu saja pembangunannya disesuaikan dengan kondisi demografi dan geografi serta dukungan pendanaan dari masing-masing anggota. Semua ini guna menyukseskan program 100-0-100 yang dicanangkan oleh pemerintah," ujar Ketua Umum Akkopsi Ahmed Zaki Iskandar.

Program 100-0-100 merupakan program menuju pemenuhan target tiga sektor antara lain pemenuhan 100% akses air minum layak, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0%, dan pemenuhan 100% akses sanitasi layak. Program ini juga merupakan bagian dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan umum program ini ialah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya permukiman kumuh baru dalam rangka untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.

Zaki Iskandar mengatakan bahwa semua anggota Akkopsi masih menuntaskan program terkait sanitasi yang bersih, sehat, dan layak, serta akses air bersih. "Diharapkan pada 2024, bisa tercapai 90% program 100-0-100 di daerah-daerah tersebut," ujarnya.

Untuk Pemkab Tangerang, Zaki memaparkan sejumlah program terkait sanitasi dan akses air bersih dan minum telah dilaksanakan, mulai dari program sanitasi untuk sekolah, khususnya di tingkat SD dan SMP yang dilanjutkan ke SMA (Sanisek), kemudian sanitasi berbasis pondok pesantren (sanitren). "Kami memang memfokuskan dan memperioritaskan pada institusi pendidikan karena institusi pendidikan akan melahirkan generasi-generasi muda penerus dan agen perubahan yang bisa menjadi penggerak di lingkungan rumah dan lingkungan sekitar mereka. Mereka bisa mencontoh sanitasi di sekolah sudah bersih, sehat, dan layak untuk dipakai. Ini termasuk melindungi lingkungan agar tidak terpapar dengan perilaku-perilaku negatif yakni buang air besar sembarangan. Semua ini sudah kita lakukan," ujarnya.

Karena itu, kata Zaki, melalui Akkopsi, anggotanya dapat berbagi pengalaman dan program kerja terkait sanitasi dan air bersih. Ini penting mengingat tidak semua anggota merupakan wilayah perkotaan yang punya sanitasi sebagian besar sudah aman, sehat, dan layak dibandingkan dengan wilayah kabupaten yang umumnya banyak desa memiliki sanitasi buruk. "Kita akan belajar bersama cara mengelola sanitasi secara benar sehingga sanitasi tersebut bisa menjadi sehat, aman, dan layak bagi masyarakat. Ini termasuk dengan akses air bersih dan air minum," pungkasnya. (Ant/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat