visitaaponce.com

BRIN Diminta Modifikasi Cuaca untuk Lancarkan Proses Evakuasi Longsor Natuna

BRIN Diminta Modifikasi Cuaca untuk Lancarkan Proses Evakuasi Longsor Natuna
Foto udara Desa Pelimpak, Natuna, Kepulauan Riau, yang terdampak longsor.(AFP/KIKI FIRDAUS)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diminta Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB) untuk melaksanakan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Permintaan itu dimaksudkan sebagai penanganan tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Pulau Serasan, Kabupaten Natuna yang terjadi pada Senin (6/3). Musibah itu mengakibatkan terjadinya puluhan korban meninggal dunia dan hilang, serta sekitar 1.216 jiwa mengungsi, 

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Wilayah Natuna diterapkan mengingat masih terdapat potensi cuaca ekstrem yang dapat menganggu jalannya proses pencarian dan evakuasi korban serta antisipasi terjadinya bencana susulan di lokasi sekitarnya.

Baca juga: Proses Penanganan Longsor di Natuna Berjalan Baik

Komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI Raden Sadjad Natuna Kolonel Jajang Setiawan menyampaikan bahwa kegiatan TMC diharapkan dapat berlangsung lancar sehingga berkontribusi terhadap pengurangan intensitas curah hujan yang dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi di Kabupaten Kepulauan Natuna.

Dukungan operasi di Lanud Raden Sadjad akan lebih dioptimalkan guna mendukung peningkatan aktivitas terkait bencana di Pulau Serasan termasuk dalam rangka mendukung operasi TMC, kegiatan survei dan transportasi bantuan dalam upaya tanggap darurat bencana.

“Dengan adanya bantuan operasi TMC dari Pemerintah Pusat, kami berharap proses evakuasi dan upaya-upaya tanggap darurat bencana yang dilakukan dapat berjalan lancar” ujar Jajang dalam keterangan resmi, Sabtu (11/3).

Baca juga: Polri Terjunkan 114 Personel Cari Korban Longsor di Natuna

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menyampaikan bahwa upaya TMC ini juga ditujukan dalam rangka misi kemanusiaan tanggap darurat bencana sehingga harus dilakukan secara profesional dan terukur.

“Dalam beberapa hari terakhir, di sekitar Selat Karimata sebelah barat Kalimantan terjadi sirkulasi siklonik. Hal inilah yang perlu diantisipasi, jika terdapat potensi awan yang bergerak menuju wilayah target harus segera dijatuhkan sebelum sampai di Pulau Serasan” terang Guswanto.

Lebih lanjut, Perekayasa BRIN yang tergabung dalam Tim Pelaksana TMC di Posko Lanud Raden Sadjad Natuna Jon Arifian menyampaikan bahwa strategi penyemaian awan yang diterapkan untuk mengurangi potensi curah hujan di suatu wilayah adalah melalui metode jumping process mechanism.

Metode ini dilakukan dengan intervensi proses alami pertumbuhan awan di daerah upwind target. Metode ini juga ditujukan untuk mempercepat proses hujan pada awan-awan Cumulus di daerah upwind yang terpantau bergerak masuk wilayah target.

Pelaksanaan operasi TMC di wilayah Kabupaten Natuna yang terlaksana atas kerjasama BNPB, BRIN, BMKG dan TNI-AU ini akan dikendalikan dari Pos komando (Posko) operasi TMC di Pangkalan Udara Raden Sadjad Natuna dan direncanakan akan berlangsung 11 hingga 14 Maret 2023, atau menyesuaikan perkembangan proses evakuasi dan juga kondisi cuaca di lapangan. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat