visitaaponce.com

15 Kecamatan di Tasikmalaya Terdampak Tanah Longsor dan Pergerakan Tanah

15 Kecamatan di Tasikmalaya Terdampak Tanah Longsor dan Pergerakan Tanah
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengunjungi pengungsi korban tanah longsor(MI/KRISTIADI)

HUJAN dengan intesitas tinggi di Kabupaten Tasikmalaya telah menyebabkan bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor, banjir dan pergerakan tanah. Bencana terjadi di 80 titik tersebar di 15 kecamatan.

Kejadian tersebut berdampak pada 45 kepala keluarga (KK) atau 112 jiwa. Mereka harus mengungsi. Sementara itu, bencana juga berdampak pada lahan pertanian seluas 60 hektare yang gagal panen akibat tertimbun material longsor.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Dede Sudrajat mengatakan, bencana longsor dan pergerakan tanah yang terjadi di wilayahnya sejak beberapa hari telah menerjang 80 titik tersebar di 15 Kecamatan. Banyak rumah mengalami rusak ringan, sedang, dan berat, sehingga membuat 45 kepala keluarga atau 112 jiwa mengungsi.

Baca juga : Tanah Longsor Menerjang 60 Titik dan 12 Kecamatan di Tasikmalaya

"Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penangulangan (Pusdalops), bencana hidrometeorologi menerjang 15 kecamatan di antaranya Bojonggambir, Cibalong, Cigalontang, Culamega, Mangunreja, Salawu, Puspahiang, Sariwangi, Sodonghilir, Taraju, Jatiwaras, Sukaraja, Cipatujah, Leuwisari, dan Karangnunggal," katanya, Kamis (4/7).

Ia mengatakan, bencana tanah longsor dan pergerakan tanah harus selalu diwaspadai, mengingat kontur tanah labil dan sangat mudah longsor.

Saat ini, para pengungsi menempati tenda pengungsian, madrasah, posyandu dan tinggal di rumah saudara.

Baca juga : Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Tutupi Jalan Alternatif Tasikmalaya-Garut

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Jumlah rumah rusak mencapai 72 unit.

"Kami sudah berkirim surat ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi, Bencana, Geologi (PVMBG) agar mereka melakukan pengecekan lokasi. Kepala desa dan camat juga sudah diminta mencari lokasi yang aman, jika PVMBG merekomendasikan relokasi warga," paparnya.

Sementara itu, Analis Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Ebet Nugraha mengatakan, sejumlah daerah di Jawa Barat rawan tanah longsor. Untuk itu, BPBD harus aktif mengedukasi masyarakat.

"Bencana longsor paling tinggi di Jabar berada di Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung Barat, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan karena hidup di Jabar itu indah, tapi di balik keindahan itu ada ancaman bencana," tandasnya.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat