visitaaponce.com

Asphurindo Apresiasi Polisi yang Cepat Menangkap Tiga Pelaku Penipuan Umrah

Asphurindo Apresiasi Polisi yang Cepat Menangkap Tiga Pelaku Penipuan Umrah
Sejumlah jamaah umrah asal Indonesia tengah menjalani tawaf(MI/RAMDANI)

KETUA Dewan Penasehat Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umroh in-Bound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani mengapresiasi kepolisian yang bergerak cepat menangkap tiga tersangka kasus penipuan agen travel umrah PT Naila Syafaah Wisata Mandiri (NSWM). Ketiganya ialah  Mahdfudz Abdulah alias Abi, 52), Halijah Amin alias Bunda, 48, dan  dan Hermansyah, 59.

“Bagus dan patut diapresiasi. Penangkapan itu adalah harapan semua penyelenggara umrah resmi,” ujar Kiai Hafidz yang juga Direktur Utama PT Al Haramain Jaya Wisata Tour and Travel, di Bandung, Kamis (6/4).

Menurut dia, kepolisian sebenarnya juga bisa bergerak lebih cepat sebelum penipuan itu terjadi. Misalnya, dengan mencegat setiap kerumunan calon jamaah umrah yang naik bus ke Jakarta.

“Jika ada SOP-nya, sebaiknya setiap ada kerumunan orang naik bus yang diperkirakan akan ke Jakarta ditanyakan saja surat jalannya dan izin operasionalnya, seperti yang dilakukan kepada tenaga kerja ilegal,”  tandasnya.

Zaman sudah canggih sehingga polisi bisa melihat di Google apakah perusahaan tersebut berizin. "Polisi sudah sangat profesional,” imbuhnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap pemilik dan direktur utama agen perjalanan umrah yang menipu ratusan orang yang sedang umrah sehingga mereka telantar di Arab Saudi dan tidak bisa pulang ke Tanah Air.

Tersangka yang ditangkap pada 27 Februari 2023 lalu adalah sepasang suami istri. Sementara Hermansyah ialah Direktur Utama PT NSWM. Mahdfudz Abdulah merupakan residivis dalam perkara yang sama pada 2016.

Para tersangka menggelapkan dana umrah untuk membeli aset. Jamaah yang berangkat umrah tidak mendapatkan tiket pulang dan penginapan di Arab Saudi. Diduga jumlah korban mencapai ratusan orang dengan nilai kerugian sekitar Rp91 miliar.


Biaya murah


Kasus travel umrah nakal ini sudah kesekian kalinya terjadi di Indonesia. Agar kasus penipuan seperti ini terus berulang, Kiai Hafidz pun mengungkapkan tiga hal yang harus dilakukan.

Menurut dia, hal ini harus dilakukan semua pihak terkait, baik asosiasi travel haji dan umrah, pemerintah, maupun polisi.

Pertama, yaitu selalu melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena, menurut dia, seorang bupati saja masih terlantar di bandara karena kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang penyelenggaraan ibadah umrah.  

“Jadi, selalu edukasi dan selalu sampaikan sosialisasi kepada masyarakat, bekerjasama dengan polisi, kejaksaan, Kemenag agar orang-orang tidak terlantar,” kata Kiai Hafidz.

Kedua, jamaah harus berhati-hati dalam memilih travel umrah. Karena, menurut dia, sekarang ini yang membimbing calon jamaah sudah berbeda dengan zaman dulu. Pada zaman dulu, kata dia, calon jamaah banyak dibimbing oleh para ustaz agar bisa menjalani ibadah umrah dengan benar.

“Tapi ustaz-ustaz itu sekarang tidak berlaku, kalah dengan mantan sales-sales TKI yang pindah ke travel umrah. Sementara mereka tidak  mendapat edukasi, yang penting mereka menjual sesuatu, yang penting jalan,” jelas Kiai Hafidz.

Ketiga, tidak mudah tergiur dengan ibadah umrah yang berharga murah. Karena, jika biaya murah biasanya kualitas penyelenggaraannya tidak bagus dan ada kemungkinan akan menelantarkan jamaah umrah.

“Jadi sekarang para calon peserta umrah masih banyak yang mencari siapa yang jualannya murah, bukan kualitasnya. Maka tak heran jika kasus seperti ini terulang terus, karena gak terudakasi,” tandasnya. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat