visitaaponce.com

Pasca-Ramadan, Rektor Universitas Islam Bandung Ajak Masyarakat Tingkatkan Amal Kebaikan

Pasca-Ramadan, Rektor Universitas Islam Bandung Ajak Masyarakat Tingkatkan Amal Kebaikan
Kampus Universitas Islam Bandung di Jalan Tamansari, Kota Bandung.(MI/ERIEZ M RIZAL)

PERAYAAN Idul Fitri diyakini memberi banyak nilai positif jika
direnungkan dengan baik. Selain saat yang tepat untuk saling memberi
maaf di antara muslim, momentum itu juga untuk mengevaluasi perilaku yang sudah dilakukan selama Ramadan.

Hal ini disampaikan Rektor Universitas Islam Bandung Edi Setiadi saat
menggelar halalbihalal, Selasa (2/5). Bertempat di aula kampus Unisba, dia menilai amalan yang dilakukan selama Ramadan harus lebih ditingkatkan pada bulan-bulan selanjutnya.

"Sebuah misi yang tidak selalu mudah, tetapi dengan ikhtiar terbaik
serta pertolongan Allah SWT, Insya Allah kemudahan akan selalu hadir,"
katanya, dalam silaturahmi Idul Fitri 1444 H ini, diikuti sekitar 400-an civitas akademika.

Dia menyebutkan, fajar baru di bulan Syawal agar dimulai dan seterusnya dapat dihiasi dengan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan pengabdian, baik kepada umat sebagai salah satu pemangku kepentingan Unisba. Yang juga penting ialah pengabdian yang tulus dan penuh dengan kerendahan hati kepada Allah SWT sebagai bentuk tunduk dan bergantung kepadanya.

"Sesuai dengan tujuan di bulan Ramadan yaitu la aallakum tattaqun, maka di bulan Syawal ini kita usahakan tetap istiqomah atau konsisten dalam melakukan aktifasi niat baik yang istiqomah. Kita harus sering melakukan shalat tepat waktu, salat sunnah semakin banyak ditunaikan, Al-Quran semakin tertib didaras, sedekah semakin rajin dijalankan, dan amanah semakin kuat dipegang. Ramadan menghadirkan atmosfer yang kondusif untuk berbuat baik dan mengekang diri untuk berbuat kemaksiatan," ungkap rektor.

Menurut Prof Edi, konsistensi dalam beriman dan beramal baik pasca-shaum pada Ramadan dapat menjadi jaminan hidup yang baik (hayyah
thoyibah) yang ditandai dengan tiga indikator, yaitu sejahtera (lahum
ajruhum inda robbihim), damai (walaa khaufun alaaihim), dan bahagia
(walahum yakhzanun).

"Tidak mudah untuk kita berbuat konsisten karena dibutuhkan ikhtiar untuk menjaganya, begitupun berbuat bajik mudah jika kita konsisten melakukannya, sikap jujur juga mudah jika hanya dijalankan kadang-kadang dan sebagainya. Begitupun ikhtiar dalam menjaga istiqomah adalah susah kecuali dengan menjaga jika kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Carilah lingkungan yang kondusif yang menyediakan sistem peringatan dini yang siap menasehati kepada kita supaya kita tidak lupa untuk bersabar dan menebar kasih sayang antarsesama," ucap Rektor.

Aktivitas mulia

Pada sambutannya, Prof Edi juga berpesan kepada sivitas akademika Unisba, yakni kepada tenaga kependidikan agar melayani mahasiswa dengan baik, ramah dan sopan sebagai aktivitas mulia bernilai ibadah yang  diberikan kepada para mujahid penuntut ilmu.

Bagi mahasiswa, Rektor mengingatkan kembali sabda Nabi Muhammad SAW bahwa menuntut ilmu adalah jalan jihad.

"Oleh karena itu bersungguh-sungguhlah mengambil air kehidupan berupa
ilmu dan hikmah di telaga yang jernih yang bernama Unisba. Perlu
diingat-ingat ilmu  sebagai sebuah hidayah harus diperjuangkan dengan
keras, dengan jihad yang maksimal," tuturnya.

Sementara untuk para dosen, dia berpesan agar tetap berada pada jalur
pewaris ilmu dan hikmah kepada mahasiswa dan masyarakat, pengembangan
sayap peradaban berada di tangan anda semua. "Untuk itu diperlukan sikap dan keteladanan. Pengembangan majelis ilmu dan ragam aktifitas keilmuan lainnya. Kemajuannya berada di pundak anda semua, dan ini harus tetap dilakukan dengan istiqomah. Hindari perbuatan-perbuatan yang tidak bernilai sedikitpun, fokuslah dalam pembinaan akademik untuk diri sendiri dan kemajuan mahasiswa," ungkapnya.

Poin-poin inilah, tegas dia, yang harus dipegang, dan tentu jika semuanya dibarengi dengan niat lurus dan ketulusan dalam mengerjakannya maka Insya Allah fitrah kita sebagai manusia untuk selalu mengabdi kepada Allah SWT akan tetap terjaga.


Keberagaman

Rektor mengatakan, Unisba adalah perguruan tinggi yang menganut keberagaman, tetapi tetap dalam satu cita-cita sesuai dengan Firman Allah SWT yang tercantum dalam Surat Al-Hujarat Ayat 13.

Menurutnya, di Unisba keragaman ini nampak dalam kehidupan sehari-hari
dan keragaman inilah yang memandatkan untuk saling mengenal, lita'arofu.

"Dengan mengenal, maka kita akan memperoleh informasi  yang baik dan
benar serta terhindar dari prasangka. Merasa yang paling baik atau wah
dari orang lain tidak dianjurkan. Dalam beberapa ayat yang lain Allah
melarang kita untuk mengolok-olok, nyinyir terhadap orang lain, karena
kita belum tentu lebih baik dari kelompok lain tersebut. Prasangka tidak berandil sedikitpun dalam mencapai kebenaran. Oleh karena itu pesan ini sangat jelas, kita keluarga Unisba harus dapat menjalin hubungan yang baik dan menjadi bagian dari budaya Unisba. Yang terbaik bukan karena hal lain melainkan karena kualitas pengabdian dan takwa kita," tambah Prof Edi.

Dia berharap, Idul Fitri kali ini dapat menjadi momentum untuk
menemukan kembali fitrah dan menjadikannya sebagai acuan dan mewarnai
aktifitas.

"Momentum Idul Fitri ini kita jadikan untuk memperbaiki diri. Semoga
shaum dan semua amalan terbaik yang kita jalankan selama Ramadhan
menjadikan kita pribadi-pribadi yang suci, pribadi-pribadi yang lebih
khusu dalam beribadah,  pribadi-pribadi yang lebih menghargai orang
lain, pribadi-pribadi yang menjauhi prasangka buruk kepada sesama," ungkapnya.

Acara silaturahmi sivitas akademika Unisba ini juga diisi dengan  tausiyah bertema : Silaturahmi Membangun Ketenteraman Umat, yang disampaikan oleh Ustaz KH Dudi Muttaqien. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat