visitaaponce.com

Bocah Meninggal Digigit Anjing, Keluarga Minta Pemerintah Setempat Evaluasi Vaksinasi Rabies

Bocah Meninggal Digigit Anjing, Keluarga Minta Pemerintah Setempat Evaluasi Vaksinasi Rabies
Keluarga korban gigitan anjing meminta pemerintah mengevaluasi pemberian vaksinasi antirabies kepada korban gigitan anjing.(MI/Gabriel Langga)

SEORANG anak berusia 6 tahun meninggal di RSUD Klungkung, Bali, Senin (29/5), setelah digigit anjing milik tetangganya. Anak berinisial NMKM itu diduga meninggal akibat virus rabies

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, anak itu sempat mengeluh takut air kepada sang nenek. Di samping itu mengalami panas dan muntah-muntah disertai mengeluarkan air liur.

Paman korban, Budikrista membenarkan ponakannya juga sempat memberontak saat mendapat penanganan di RSUD Klungkung. Setelah itu kondisinya kian menurun hingga akhirnya dirawat di ICU RSUD Klungkung.

Baca juga: Satu Tewas dan 21 Terinfeksi, Pemerintah Tetapkan Status KLB Rabies di NTT

"Sekitar pukul 10.00 dibawa ke ICU. Sore harinya dinyatakan meninggal," terangnya. 

Budikrista menceritakan ponakannya digigit pada bagian betis pada Kamis (2/3) atau sekitar dua bulan lalu. Karena khawatir anjing tersebut rabies, pihak keluarga sempat mendatangi Puskemas Klungkung 2 untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR). 

"Waktu itu kami minta vaksin anti rabies. Tetapi petugas menjelaskan harus tunggu observasi anjing, katanya korban menderita luka dengan risiko ringan dan anjing peliharaan atau ada pemiliknya," bebernya saat dikonfirmasi Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Rabies jadi Ancaman Serius di Flores

Selama masa observasi, menurutnya pihak keluarga kerap menyambangi rumah tetangga pemilik anjing tersebut untuk memastikan kondisi anjing. Setiap ditanya, pemilik anjing mengaku kalau anjingnya masih hidup dan ditempatkan di rumah lainnya. 

"Tetapi kami mendengar dari seorang anak, anjingnya sudah lama mati. Keluarga hingga saat ini masih menunggu hasil lab penyebab kematian korban. Tetapi dari gejala awal sebelum meninggal korban mengalami mual, muntah, panas, keluar bisa di mulut, takut air, takut cahaya. Kami menduga ponakan kami meninggal akibat rabies," ujarnya.

Menurut Budikrista, pihak keluarga meminta agar pemerintah setempat, terutama dinas kesehatan mengevaluasi pelayanan vaksinasi VAR. Seharusnya begitu digigit anjing, korban tidak perlu menunggu hasil lab dari anjing yang bersangkutan, karena memakan waktu lama. Korban seharusnya segera divaksin. 

"Saya ingin prosedur atau SOP vaksin VAR dievaluasi. Jangan menunggu ada korban dulu," ujarnya. 

Ia juga mengeluhkan sikap tidak kooperatif dari sang pemilik anjing. Mereka mengaku anjingnya dipindahkan ke rumah lain. Padahal menurut beberapa tetangga, anjingnya malah mati setelah gigit korban. 

Penularan virus rabies itu sebenarnya bukan saja digigit, tetapi terkena air liur anjing juga bisa berdampak fatal. Apalagi ini sudah digigit, walaupun menurut observasi pihak rumah sakit, lukanya masih dalam risiko rendah. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat