visitaaponce.com

Rabies jadi Ancaman Serius di Flores

Rabies jadi Ancaman Serius di Flores
Relawan vaksinator hewan menyuntikkan vaksin anti rabies pada seekor anjing saat program layanan vaksinasi rabies gratis.(ANTARA/MAKNA ZAEZAR)

PEMERHATI masalah rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, yaitu dokter Asep Purnama menyebutkan rabies telah menjadi ancaman serius.

Hal itu terlihat dari gigitan anjing rabies pada yang mencapai ribuan kasus per tahunnya. Pada 2021 misalnya, total kasus gigitan anjing rabies di Flores mencapai 9.783 kasus.

Untuk Kabupaten Sikka, pada 2019 terdapat 2.063 kasus, kemudian pada 2020 terdapat 2.565 kasus, berkurang menjadi 1,759 kasus pada 2021, dan naik lagi menjadi 2.367 kasus pada 2022 dan periode Januari-April 2023 sebanyak 977 kasus.

Baca juga: Pemerintah Diminta Beri Perhatian Khusus pada Wabah Rabies di Flores

Menurut Asep, belum lama ini Dinas Pertanian Kabupaten Sikka mengirim sembilan sampel otak anjing ke Balai Besar Veteriner (BBVet) di Bali untuk diperiksa. Hasilnya, tujuh sampel positif rabies atau 77,78%.

Pada bulan lalu, lima sampel otak anjing juga dikirim ke BBVet dan positif rabies. "Tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka, Flores dan Lembata perlu mendapatkan solusi segera. Jika tidak, 
korban meninggal karena rabies yang saat ini menimpa anjing, pada gilirannya akan menimpa juga pada manusia," kata Asep, Selasa (23/5).

Menurutnya, sejak pandemi covid-19, cakupan imunisasi rabies untuk anjing atau hewan penular rabies di Flores dan Lembata sangat rendah. Ketersediaan vaksin rabies pun sangat terbatas.

"Kita sudah berhasil mengendalikan pandemi covid-19 dengan vaksinasi, kita juga bisa mengusir virus rabies dari Flores dan Lembata jika bisa melakukan vaksinasi rabies pada anjing atau hewan penular rabies minimal sebesar 70% secara serentak dengan vaksin yang berkualitas," ujarnya.

Asep mendorong pemerintah agar segera tingkatkan cakupan vaksinasi anjing. Pemilik anjing juga diimbau mendukung kegiatan vaksinasi yang sedang dilakukan Dinas Pertanian Sikka.

"Tentu tidak mudah melakukan vaksinasi terhadap seluruh anjing secara serentak karena jumlahnya yang sangat banyak sekitar 55.000 ekor dan vaksin yang tersedia masih terbatas," katanya.

Baca juga: Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies

Karena itu, anjing yang belum mendapat giliran divaksinasi, perlu diikat agar tidak berkeliaran, sebab dengan tidak berkeliaran, anjing tidak tertular rabies dari anjing lain, dan jika anjing tertular rabies, tidak bisa menggigit manusia karena diikat.

"Sebisa mungkin kita menghindari anjing sehingga mengurangi risiko tergigit anjing rabies. Mohon perhatian khusus untuk anak-anak kita yang rentan mendapat gigitan risiko tinggi akibat postur tubuhnya yang masih mini," ujarnya.

Jika digigit anjing rabies, lanjut Asep, yang perlu dilakukan ialah mencuci luka dengan sabun di air mengalir selama 10-15 menit, serta segera mendapatkan vaksinasi VAR atau SAR sesuai indikasi di puskesmas atau layanan kesehatan terdekat.

"Upayakan jangan digigit anjing, meskipun saat ini masih ada VAR dan SAR di Sikka, tapi jika kasus gigitan melonjak tajam, persediaan vaksin yang ada akan habis," tutupnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat