visitaaponce.com

98 Ditularkan oleh Anjing, Rabies Serang Saraf secara Akut

98% Ditularkan oleh Anjing, Rabies Serang Saraf secara Akut
Petugas menyuntikkan vaksin anti rabies terhadap seekor anjing saat vaksinasi rabies 2024 di Desa Ubung, Denpasar, Bali, Rabu (17/4/2024)(ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

KETUA Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan rabies merupakan penyakit akut yang menyerang saraf, disebabkan Lyssavirus yang terdapat pada air liur hewan penular rabies.

Menurutnya, penularan rabies 98% disebabkan anjing dan 2% sisanya dapat ditularkan kucing dan kera.

"Oleh karena itu, sebanyak 99% kematian akibat rabies disebabkan gigitan anjing sehingga penyakit ini populer dikenal dengan nama penyakit anjing gila," ungkapnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Baca juga : Satu Lagi Pasien Meninggal, Korban Tewas Wabah Rabies Bertambah jadi 9 Orang

Lebih lanjut, Harif menambahkan, umumnya rabies ditularkan melalui gigitan, cakaran, dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi oleh rabies. Penularan juga dapat terjadi ketika bahan infeksius seperti spesimen air liur, otak, dan urine kontak secara langsung dengan mukosa atau luka di kulit.

Dia menegaskan, sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya penularan dari manusia ke manusia walaupun mungkin saja bisa terjadi.

Harif menekankan rabies dapat menyebabkan kematian. Biasanya penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.

Baca juga : DKI Jakarta Nihil Kasus Positif Rabies

"Pada anak, perkembangan penyakit rabies lebih cepat kalau dibandingkan dengan orang dewasa. Sampai saat ini belum ada penanganan yang efektif untuk menyembuhkan rabies. Namun, penyakit ini dapat dicegah melalui penanganan gigitan sedini mungkin," ujar Harif.

Ciri-ciri rabies dapat dikenali dari gejala yang ditimbulkannya. Tanda/gejala yang khas terlihat pada manusia ialah takut air, takut cahaya, dan takut udara.

Lebih terperinci, tanda/gejala yang muncul terbagi menjadi empat stadium. Stadium permulaan (prodromal), pertama, lemah, lesu, tidak nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala hebat, dan sakit tenggorok. Kedua, stadium rangsangan (sensoris) ditandai rasa panas atau kesemutan di lokasi gigitan dan cemas berlebihan.

Baca juga : Kemenkes Telah Distribusikan Ratusan Ribu Vaksin Rabies ke Daerah

Ketiga, stadium gila (eskitasi) ditandai dengan berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, berlari-lari, melompat-lompat, takut air, takut cahaya, takut suara, dan air liur berlebihan. Terakhir stadium lumpuh (paralisis) dengan mulut menganga, lumpuh berawal dari kaki, dan susah bernapas karena lumpuh pada otot-otot pernapasan.

Durasi waktu munculnya tanda/gejala pada manusia dapat bervariasi, menurut WHO (2007), 30-90 hari sejak terpapar oleh virus. "Tanda/gejala klinis rabies akan muncul setelah virus mencapai saraf pusat," tutur Harif.

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan terkait dengan rabies pada manusia di antaranya pencucian luka, pemberitan antiseptik, kemudian antar korban ke rabies center (puskesmas atau RS) untuk dilakukan pencucian luka lebih lanjut dan diberikan SAR (serum antirabies) atau VAR (vaksin antirabies). SAR dan VAR bertujuan membangkitkan kekebalan tubuh terhadap virus rabies dan terbentuk antibodi yang dapat menetralisasi virus rabies. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat