visitaaponce.com

Sebagian Besar Ditularkan Anjing, Ini Ciri, Tingkat Keparahan, dan Penanganan Rabies

Sebagian Besar Ditularkan Anjing, Ini Ciri, Tingkat Keparahan, dan Penanganan Rabies
Dokter hewan menyuntikkan vaksin anti rabies pada seekor anjing saat pelayanan vaksinasi rabies di Denpasar, Bali.(Antara)

ISU rabies tengah jadi perhatian banyak pihak di Indonesia. Hal itu karena di beberapa wilayah, khususnya wilayah Indonesia bagian timur, tercatat ratusan kasus rabies dan tak sedikit menyebabkan kematian.

Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, mengatakan rabies merupakan penyakit akut yang menyerang saraf, disebabkan oleh Lyssavirus yang terdapat pada air liur hewan penular rabies. Menurutnya, penularan rabies 98% disebabkan oleh anjing dan 2% sisanya dapat ditularkan oleh kucing dan kera.

"Oleh karena itu, sebanyak 99% kematian akibat rabies disebabkan oleh gigitan anjing, sehingga penyakit ini populer dikenal dengan penyakit anjing gila," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (13/6).

Baca juga: Total Korban Gigitan karena Rabies di NTT Menjadi 251 Orang

Lebih lanjut, Harif menambahkan umumnya rabies ditularkan melalui gigitan, cakaran, dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies. Penularan juga dapat terjadi ketika bahan infeksius seperti spesimen air liur, otak, dan urin kontak secara langsung dengan mukosa atau luka di kulit.

Dia menegaskan, sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya penularan dari manusia ke manusia, walaupun mungkin saja bisa terjadi. Harif menekankan rabies dapat menyebabkan kematian. Biasanya penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.

Baca juga: Ini Penjelasan Lengkap Soal Proses Penularan Rabies dari Hewan ke Manusia, Pencinta Hewan Wajib Tahu!

"Pada anak, perkembangan penyakit rabies lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Sampai saat ini belum ada penanganan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah melalui penanganan gigitan sedini mungkin," ujar Harif.

Ciri Rabies pada Hewan

Sementara itu, tanda atau gejala yang terlihat pada hewan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu ganas dan tenang. Rabies ganas menunjukkan tanda atau gejala suara menjadi parau, tidak menuruti perintah majikannya lagi, menyerang atau menggigit apa saja yang bergerak, lari tanpa tujuan, lupa pulang, kejang-kejang yang akan disusul kelumpuhan.

Selanjutnya, rabies yang tenang menunjukkan tanda atau gejala bersembunyi di ruang gelap, tidak dapat menelan, air liur berlebihan, lumpuh. Biasanya hewan yang terinfeksi rabies akan mati dalam 4-7 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.

Ciri-ciri Rabies pada Manusia

Ciri-ciri rabies dapat dikenali dari tanda atau gejala yang ditimbulkannya. Tanda atau gejala yang khas terlihat pada manusia yaitu takut air, takut cahaya, dan takut udara. Lebih rinci, tanda atau gejala yang muncul terbagi menjadi empat stadium, yaitu stadium permulaan (prodromal), stadium rangsangan (sensoris), stadium gila (eskitasi), dan stadium lumpuh (paralisis).

1. Stadium permulaan (prodromal)

Pada stadium pertama ini ciri yang muncul adalah tubuh lemah, lesu, tidak nafsu makan, sulit tidur, sakit kepala hebat, dan sakit tenggorokan.

2. Stadium rangsangan (sensoris)

Stadium ini ditandai dengan rasa panas atau kesemutan di lokasi gigitan, cemas berlebihan.

3. Stadium gila (eksitasi)

Stadium ini ditandai dengan berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, berlari-lari, melompat-lompat, takut air, takut cahaya, takut suara, air liur berlebihan.

4. Stadium lumpuh (paralisis)

Stadium ini ditandai dengan mulut menganga, lumpuh berawal dari kaki, susah bernapas karena lumpuh pada otot-otot pernapasan.

Durasi Kemunculan Gejala dan Kegawatdaruratan

Durasi waktu munculnya tanda atau gejala rabies pada manusia dapat bervariasi. Menurut WHO (2007) antara 30–90 hari sejak terpapar virus. Beberapa faktor yang memengaruhi variasi ini yaitu jenis virus, jumlah virus yang masuk ke tubuh, kedalaman luka, lokasi gigitan, dan daya tahan tubuh atau imunitas.

Semakin dalam gigitan maka semakin besar peluang mencapai saraf. Begitu juga dengan lokasi gigitan. Semakin dekat jarak antara lokasi gigitan ke otak maka tanda atau gejala makin cepat munculnya.

"Tandaatau gejala klinis rabies akan muncul setelah virus mencapai saraf pusat," tutur Harif.

Dia mengatakan rabies sulit diketahui lebih awal dan belum ada teknologi pemeriksaan untuk mendiagnosis infeksi rabies pada manusia. Diagnosis umumnya baru bisa didapatkan setelah timbul tanda atau gejala klinis yang khas, yaitu takut air (hydrophobia), takut cahaya (photophobia), dan takut udara (aerophobia).

Virus rebies bersifat neurotropik yaitu kegemarannya berada di sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah.

Penanganan Rabies

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan terkait rabies pada manusia di antaranya pencucian luka. Cuci luka gigitan sesegera mungkin dengan sabun atau deterjen pada air mengalir selama 15 menit. Pencucian luka sangat penting karena virus di area luka dapat diinaktivasi dengan sabun karena selubung luar virus merupakan lipid yang akan larut dan rusak dengan sabun.

Selanjutnya, dapat dilakukan pemberian antiseptik. Setelah pencucian luka, berikan antiseptik seperti alkohol atau obat merah untuk membunuh rabies yang masih tersisa di area luka.

Selain itu, segera antar korban ke Rabies Center (Puskesmas atau RS) untuk dilakukan pencucian luka lebih lanjut dan diberikan SAR (Serum Anti Rabies) atau VAR (Vaksin Anti Rabies). SAR dan VAR ini bertujuan untuk membangkitkan kekebalan tubuh terhadap virus rabies dan agar terbentuk antibodi yang dapat menetralisasi virus rabies.

"SAR dan VAR ini hanya efektif jika diberikan sebelum virus mencapai sistem saraf pusat, sehingga SAR dan VAR ini sesegera mungkin dapat diberikan. Selain VAR/SAR ini diberikan pasca-paparan (post exposure), dapat juga diberikan pra-paparan (pre-exposure) sebagai langkah pencegahan pada orang-orang yang memiliki risiko tinggi mengalami paparan, seperti tenaga kesehatan yang menangani pasien rabies, orang yang tinggal di lingkungan yang diketahui terdapat kasus rabies atau berisiko terpapar hewan terinfeksi rabies," ucap Harif.

Sementara itu, penanganan pada hewan terinfeksi rabies sedapat mungkin ditangkap dan diserahkan atau dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan di Dinas yang membidangi kesehatan hewan setempat untuk diobservasi/diamati selama 14 hari.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat