visitaaponce.com

Balai Karantina Telusuri Sumber Wabah Rabies di Timor Tengah Selatan

BALAI Karantina Pertanian Kelas 1 Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu (2/7) masih melakukan penelusuran terkait asal datangnya wabah rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pasalnya, Timor Tengah Selatan yang terletak di Pulau Timor, merupakan daerah bebas rabies.

Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang, drh Umbu Hunggar mengatakan, banyak asumsi yang menyebutkan rabies di Timor Tengah Selatan ditularkan oleh anjing rabies yang didatangkan dari Pulau Flores, Sumbawa, Bali, Maluku dan Sulawesi atau melalui kelelawar.

Namun, asumsi tersebut perlu dibuktikan dengan melakukan menelusuri asal-usul rabies tersebut. "Kita sudah koordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar untuk mengetes DNA virus rabies, nanti kita akan tahu asal virusnya," katanya.

Baca juga : Waspada! Kasus Rabies di Jakarta Meningkat

Menurutnya, potensi masuknya hewan pembawa rabies ke daerah itu sangat mungkin melalui pelabuhan resmi maupun pelabuhan tidak resmi, atau alat angkut tradisional.

Padahal, tambahnya, pengawasan yang dilakukan karantina terhadap hewan pembawa rabies dari daerah lain ke Pulau Timor dan pulau-pulau lainnya sudah maksimal. Pengawasan lalulintas hewan melalui pelabuhan maupun pos lintas batas negara dan pelabuhan udara sudah maksimal.

Baca juga : Kemenkes Pastikan Vaksin Rabies Sudah Terdistribusi ke Daerah

Menurutnya, pengawasan tersebut satu paket dengan pengawasan masuknya hewan pembawa penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.

"Tapi kemungkinan (hewan pembawa rabies) masuk  lewat pelabuhan juga bisa, kita butuh kesadaran masyarakat. banyak cara untuk mengelabui petugas tetapi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa,"ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan, dokter  Ria Tahun
mengatakan, total warga yang digigit anjing rabies sampai1 Juli 2023 sebanyak 650 orang. Dari jumlah itu, 6 orang meninggal dan sisanya menjalani rawat jalan di puskesmas.

Total desa yang ditemukan kasus gigitan anjing rabies sebanyak 164 desa di 30 kecamatan. Adapun hewan yang divaksin telah mencapai 5.504 ekor terdiri dari anjing, kucing dan kera. Populasi anjing di daerah itu mencapai 60.000 ekor. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat