Satu Tewas dan 21 Terinfeksi, Pemerintah Tetapkan Status KLB Rabies diNTT
![Satu Tewas dan 21 Terinfeksi, Pemerintah Tetapkan Status KLB Rabies di NTT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/474262f8047eaa32c7639c0ac57ba496.jpg)
BUPATI Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Epy Tahun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus gigitan anjing rabies. Menyusul tewasnya satu orang dan 21 orang lainnya terinfeksi virus rabis.
Surat penetapan KLB Rabies ditandatangani Epy Tahun pada 30 Mei 2023 dengan nomor: Dinkes.07.3.1/2694/V/2023. "Hasil analisis epidemilogi serta mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1501 Tahun 2010 tentang penetapan kejadian luar biasa, dengan ini ditetapkan kejadian luar biasa rabies," kata Epy Tahun, Rabu (31/5).
Dia mengatakan, satu warga yang tewas tersebut digigit anjing rabies pada 2 April 2023 pukul 01.00 Wita. Hasil uji laboratorium yang diterima pada 28 Mei 2023 menyebutkan hasil positif rabies pada anjing.
Baca juga: Pemkot Jaksel Gelar Vaksinasi Rabies Gratis
Korban meninggal bernama Antonius Banunaek, warga Dusun Nitana, Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan. Korban gigitan anjing rabies lainnya menjalani rawat jalan di Puskesmas Oinlasi di desa tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan, dokter Karolina Tahun mengatakan setelah ada laporan kasus gigitan anjing rabies, tim kesehatan turun ke Desa Fenun. Mereka membawa anjing yang sakit untuk dilakukan pengambilan sampel swab untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar. "Hasil pemeriksaan labotorium diperoleh pada 28 Mei 2023, diagnosa positif rabies," ujarnya.
Baca juga: Rabies jadi Ancaman Serius di Flores
Warga yang digigit anjing berusia mulai 3-73 tahun terdiri dari 13 laki-laki dan sembilan perempuan. Adapun dari 21 orang yang dirawat, enam orang dengan gejala demam 1-2 hari pascadigigit anjing dan 15 orang tanpa gejala.
Korban yang meninggal mengalami gejala demam, nyeri tenggorakan, tidak bisa menelan dan tidak bisa minum air, cemas, takut api (hydrophobia), gelisah dan kejang," ujarnya.
Menurut Karolina, 15 orang yang belum menunjukkan tanda dan gejala setelah digigit anjing, karena masih dalam masa inkubasi. "Perlu digambarkan bahwa bagian tubuh penderita yang diserang rata rata adalah tubuh bagian atas dan luka jenis bekas cakaran anjing," jelasnya.
Kepala Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar mengatakan, penyebaran rabies di Timor Tengah Selatan telah mencapai 7 dari 32 kecamatan. "Penyebarannya sangat cepat akibat pergerakan anjing dari satu tempat ketempat lain yg sulit terkendali." ujarnya.
Menurutnya, Bupati Timor Tengah Selatan, Epy Tahun mengeluarkan instruksi untuk menutup daerah itu dari keluar masuknya hewan pembawa rabies (HPR). HPR wajib diikat dan kandangkan, eliminasi selektif khusus bagi HPR liar yang tidak dikandangkan dan diikuti program vaksinasi massal terhadap hewan pembawa rabies.
Balai Karantina Kupang juga telah menyerahkan aksin antirabies (VAR) dan serum antirabies (SAR) sebanyak 100 dosis kepada Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Kami sudah menggelar rapat koordinasi instansi untuk menyusun langkah-langkah strategis pengendalian rabies yang awalnya daerah ini zona hijau, tetapi saat ini terjadi out break wabah saat ini. Perlu kerja ekstra untuk pengendalian agar tidak menyebar ke kabupaten lain di Pulau Timor dan negara tetangga Timor Leste. Pengawasan lalu lintas HPR di pelabuhan dan bandara diperketat termasuk antarpulau dalam provinsi," jelasnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Duel Maut di Lembata, Polisi Tahan Pelaku
Rayakan HUT Bhayangkara, Anggota Polda NTT dan TNI Terima Hadiah Handphone dari Kapolda
Kapal Nelayan Tenggelam, Bocah Terombang-ambing di Perairan Pulau Padar
Indonesia Flobamorata Fashion In Town 2024: Merayakan Warisan Budaya dengan Tema "Culture Protector: Tradition and Modernity"
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Polres Manggarai Barat Bedah Rumah Warga tidak Layak Huni
Bebas Polio Bukan Berarti Bebas Ancaman
Setelah Bogor, Keracunan Massal Diduga Usai Santap Makanan Tasyakuran Juga Terjadi di Sukabumi
Kasus Keracunan Besek Tahlilan di Cipaku Bogor Ditetapkan Sebagai KLB
Sub PIN Polio dan Imunisasi Dasar Lengkap Anak Terus Digencarkan untuk Cegah Penularan
Gempa di Laut Jawa Hingga Magnitudo 6,5 Disebut BMKG Sebagai Kejadian Luar Biasa
Garut KLB Difteri, Kemenkes Beri Cara Pencegahan Difteri ke Daerah Lain
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap