Hari Waisak, Seruan Perdamaian Menggema dari Candi Borobudur
![Hari Waisak, Seruan Perdamaian Menggema dari Candi Borobudur](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/1e99ec900e8ca208266c0d30e7cd1dec.jpg)
PULUHAN raja Nusantara dengan mengenakan pakaian kebesaran masing-masing daerah menghadiri '2nd Borobudur World Peace, Prosperity Event' dalam rangkaian Nyingma Monlam Indonesia 2023, di Taman Aksobya kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat, 2 Juni 2023.
Ucapan 'Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 Boddhis Era (BE)/2023' menyambut kedatangan para raja di sepanjang Jalan Badrawati, sebelah timur Candi Borobudur.
Kegiatan yang juga dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat dan para biksu serta umat Buddha tersebut dihibur dengan penampilan beberapa tarian dari Sanggar Kinara Kinari Borobudur.
Baca juga : Ribuan Narapidana Buddha dapat Remisi di Hari Raya Waisak
Di hadapan para undangan terpajang genta ukuran besar dengan gambar bendera negara-negara di dunia.
Genta perdamaian dunia dengan empat pilar itu melambangkan bahwa perdamaian dunia tidak bisa dicapai jika tidak ada empat hal, yakni perdamaian, cinta kasih, alam semesta, dan persatuan.
Baca juga : Umat Buddha Lakukan Prosesi Pengambilan Air Suci Waisak, Ini Maknanya
Ketua Umum Panitia acara tersebut, Ricky Surya Prakarsa menjelaskan kegiatan ini berlanjut pada Waisak Nasional 2023. Ada tiga misi dalam kegiatan ini, yakni pertama ingin menjadikan Borobudur sebagai pusat budaya Nusantara sehingga bisa dilihat ada 60 perwakilan kerajaan dengan memakai pakaian adat atau pakaian adat kebesaran.
Ada juga tamu-tamu mancanegara, salah satunya Pangeran Bhutan dan beberapa keluarga kerajaan dan juga dihadiri beberapa duta besar, antara lain, Maroko, Laos, dan Yordania.
Misi kedua ingin menjadikan Borobudur sebagai episentrum atau pusat gema perdamaian dunia. Semoga ini menjadi titik nol pertemuan pemimpin-pemimpin dari semua golongan nasional maupun dunia.
Diharapkan tahun depan menjadi titik nol pertemuan ini lagi. Sebagai panutan, juga dari para biksu thudong yang berangkat dari Thailand ke Borobudur sebagai titik nolnya.
"Menjadi suatu panutan yang dilakukan biksu thudong yang sangat jauh berjalan kaki, harus bertemu di sini untuk menggemakan perdamaian dan kesejahteraan dunia," katanya.
Melihat tahun lalu, Borobudur sudah menjadi wisata ibadah Waisak terbesar di dunia. Namun ingin mencapai lebih dari itu, menjadikan Borobudur sebagai pusat wisata ibadah mancanegara terbesar di dunia sehingga memang perlu ada rangkaian festival.
Dalam beberapa hari ini, salah satunya wisata ibadah dari Nyingma Monlam dan beberapa dari Walubi dan puncaknya juga dari Walubi sebagai Panitia Waisak Nasional bersama, yang akan dihadiri umat Buddha dan juga beberapa menteri.
Menurut Ricky, kenapa mengusung perdamaian dunia karena sebenarnya tanpa perdamaian dunia tidak ada kesejahteraan.
Tentunya semua mengharapkan hidup yang bahagia, salah satunya kebahagiaan itu bisa diukur dari material dan imaterial.
Jadi tanpa kesejahteraan tidak ada perdamaian dan sebaliknya tanpa perdamaian juga tidak ada kesejahteraan.
Dalam kegiatan tersebut, para duta besar dan perwakilan dari kerajaan Nusantara didaulat memukul genta perdamaian dan sebagai simbol perdamaian mereka juga melepas burung merpati bersama-sama. (Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
Hangatnya Keberagaman dalam Idul Fitri
Chattra Diharapkan Bisa Segera di Pasang di Puncak Stupa Borobudur
Batam Dipertimbangkan sebagai Lokasi Konferensi Perdamaian Internasional 2026
3 Peninggalan Kerajaan Majapahit, Mulai dari Candi, Prasasti Hingga Kitab
Kepengurusan PERMABUDHI Pusat Periode 2022-2026 Dilantik
Ini Teori Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Selama Libur Waisak
100 Ribu Tiket Whoosh Terjual di Momen Libur Panjang Waisak
KAI Catatkan Lonjakan Penumpang 23% Saat Libur Panjang Waisak
MUI: Hentikan Polemik Sambutan Biksu di Temanggung
Destinasi Wisata di Jawa Tengah Dipadati Pengunjung Saat Libur Panjang Waisak
Meriahkan Festival Lampion Waisak 2024, Sekda Jateng: Menunjukkan Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap