visitaaponce.com

Antisipasi El Nino, Purwakarta Optimalkan 33 Embung

Antisipasi El Nino, Purwakarta Optimalkan 33 Embung
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta puluhan embung yang ada di Purwakarta, Jawa Barat, dioptimalkan guna membantu para petani mengh(MI/Reza)

BUPATI Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta puluhan embung yang ada di Purwakarta, Jawa Barat, dioptimalkan guna membantu para petani menghadapi musim kemarau. Pasalnya dampak buruk El Nino dapat mengakibatkan kekeringan dan mengurangi ketersediaan air. 

"Dampak buruk dari El Nino adalah terjadinya kekeringan yang berkepanjangan sehingga mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Kita punya puluhan embung yang bisa dioptimalkan mengantisipasi kelangkaan air pertanian tersebut," Kata  Anne Ratna Mustika, Selasa (6/6).

Data dari Dinas Pangan Dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta menyebutkan, Kabupaten Purwakarta memilki sebanyak 33 embung. Embung tersebut tersebar di 30 desa di 10 kecamatan meliputi Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu, dan Kecamatan Campaka.

Baca juga: Kementan Ajak Semua Pihak Antisipasi untuk Hadapi El Nino

"Secara umum semua embung itu berfungsi sangat baik sebagai penampung air. Selama musim kemarau yang berat dampak El Nino nanti, embung-embung itu bisa dimanfaatkan petani sebagai sumber air pertanian," ungkap Anne.

Anne mengatakan setiap embung mampu menyimpan cadangan air minimal 500 meter kubik. Cadangan air setiap satu embung  itu, mampu membantu pengairan sawah seluas 20 hektare. Dengan total 33 embung, maka sedikitnya 660 hektare sawah yang rawan kesulitan air bisa dibantu pengairannya.

Baca juga: Kementan Siapkan Strategi untuk Jaga Produksi Pangan dan Pertanian dari Ancaman Kemarau dan El Nino

Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan. Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air.

Fenomena alam El Nino berpeluang terjadi pada pertengahan 2023.  Fenomena ini diprediksi menyebabkan musim kemarau tahun ini akan menjadi lebih kering dibandingkan musim kemarau tiga tahun terakhir. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat