visitaaponce.com

Pura Mangkunegaran Surakarta Gelar Simposium Internasional

Pura Mangkunegaran Surakarta Gelar Simposium Internasional
Pura Mangkunegaran mengelar simposium internasional untuk menguak perjalanan panjang dan eksitensinya dalam budaya Jawa(MI/WIDJAJADI)

PURA Mangkunegaran Surakarta sebagai sumber sejarah dan pusat kebudayaan Jawa, di bawah kepemimpinan KGPAA Mangkunegoro X terus berupaya mengembangkan diplomasi kebudayaan. Mereka membuka ruang diskusi bagi dunia internasional.

Salah satu upaya untuk mewujudkannya, Pura Mangkunegaran menggelar Simposium Internasional Mangkunegaran selama dua hari, 14-15 Juli. Acara menghadirkan pembicara dari Jerman, Belanda dan Amerika, serta sejumlah akademisi dari Univeritas Raden Mas Said dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta .

"Ini simposium pertama Mangkunegaran. Tujuannya untuk melihat perjalanan panjang Mangkunegaran, sehingga telah membentuk kebudayaan seperti hari ini," ungkap Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwa, bangsawan Mangkunegaran, Jumat (14/7).

Dia ingin melihat bagaimana fungsi dan kewenanagan Mangkunegaran berubah, seiring berjalananya waktu. Selain itu juga bagimana kontribusi dan peninggalan peninggalan masih relevan sampai hingga masa depan.

Untuk bisa melestarikan berbagai peninggalan kebudayaan yang menjadi warisan leluhur, lanjutnya,  maka keterlibatan perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri, bisa menjadi referensi dan penguatan.

"Karena itu kita  senang sekali kedatangan akademisi profesor yang terbang langsung dari Belanda, Jerman maupun Amerika," tambah Gusti Bhre.

Sementara itu, prof Bernard Arps, pakar budaya, bahasa dan sastra Jawa dari Universitas Leiden, Belanda akan memberikan warna terkait posisi  Mangkunegaran ke depan dalam upaya pelestarian dan pengembangan    kebudayaan Jawa.

Ben Arps belajar tentang kebudayaan Mangkunegaran sejak era 1990-an. Dia terkenal dengan disertasinya yang merupakan penelitian terhadap pementasan tembang Jawa di dua tempat dan dua tradisi yang berbeda.

Selain Ben, Mangkunegaran juga menghadirkan dua pakar kebudayaan Jawa dari Amerika dan Jerman. " Banyak profesor yang paham tentang kebudaan Jawa, karena mereka juga senang belajar tentang Mangkunegaran. Kami senang sekali karena mereka terbang sendiri untuk simposium ini," tambah Bhre. (N-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat