visitaaponce.com

Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kabupaten Semarang Rusak Akibat Kekeringan

Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kabupaten Semarang Rusak Akibat Kekeringan
Ilustrasi - Kekeringan sudah merusak ratusan sawah tanah hujan di Kabupaten Semarang.(Antara)

RATUSAN hektare sawah tadah hujan di Kabupaten Semarang alami kerusakan ringan, hingga berat akibat kekurangan air di musim kemarau panjang ini. Namun secara keseluruhan produksi tanaman padi daerah ini masih surplus dan mampu untuk memenuhi kebutuhan hingga beberapa bulan mendatang.

Petani di tiga kecamatan di Kabupaten Semarang merasakan secara langsung dampak kemarau panjang ini. Tanaman padi yang baru beberapa pekan ditanam mengalami kerusakan akibat kekeringan hingga mati. "Sudah tidak ada hujan lagi, sehingga tanaman padi di sini banyak yang mati," ujar Sentot, 60, petani di Pabelan, Kabupaten Semarang.

Senada Marjito,65, Pringapus, Kabupaten Semarang, pada saat penggarapan sawah masih ada turun hujan. Namun setelah penanaman hujan tidak turun hingga sekarang, sehingga banyak tanan padi yang baru mau tumbuh mati hingga membuat petani pasrah.

Baca juga: Petani Milenial Jatim Perkokoh Kolaborasi dengan Keuangan Syariah

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Semarang Mohammad Edy Soekarno, mengatakan kemarau panjang mulai dirasakan petani di tiga kecamatan di daerah ini yakni Tengaran, Pringapus dan Pabelan. Pasalnya ketidak ada air untuk mengaliri ratusan hektare sawah sehingga tanaman padi mengalami kerusakan ringan hingga berat.

Edy memaparkan di Kecamatan Pringapus setidaknya ada 90 hektare rusak ringan hingga berat, Kecamatan Tengaran 23 hektare dan beberapa hektare lainnya di Pabelan. "Kami fokus untuk mempertahankan dan mengantisipasi kerusakan lahan pertanian tadah hujan seluas 6.740 hektare yang ada," tambahnya.

Baca juga: Cegah Karhutla, Warga Garut Diimbau tak Buka Lahan dengan Membakar

Guna mengantisipasi kerusakan lebih parah akibat kemarau ini, lanjut Mohammad Edy Soekarno, meka upaya dilakukan adalah pengadaan pompa air sebanyak 15 unit bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), pembuatan sumur dalam (bor) sebanyak 12 unit, dan perbaikan saluran irigasi  40 unit.

Secara keseluruhan dari jumlah lahan yang rusak, ungkap Mohammad Edy Soekarno, terjadi penyusutan produksi hingga 40 ton, namun berdasarkan hasil panen hingga Agustus ini Kabupaten Semarang masih mengalami surplus sebanyak 40.000 ton hingga cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga beberapa bulan kedelapan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat