visitaaponce.com

Tren Pasar Wisata Bergeser di Kota Malang

Tren Pasar Wisata Bergeser di Kota Malang
Suasana Kampung Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur.(MI/Bagus Suryo)

AKADEMISI Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur, mengungkapkan fenomena pergeseran segmentasi pasar dan tren wisatawan di tengah pulihnya sektor pariwisata di Malang.

"Tingkat penghunian kamar yang dihitung jumlah tamu, kebanyakan wisatawan memilih hotel nonbintang dan guest house daripada hotel bintang," tegas Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB) Joko Budi Santoso, Jumat (18/8).

Joko menjelaskan tren saat ini terjadi peningkatan jumlah hotel nonbintang di Kota Malang. Semula 36 hotel nonbintang pada 2021 menjadi 59 hotel serupa di 2022 dan terdapat 121 guest house.

Baca juga : Desa Wisata Baselang Bakung Jaya Hadirkan Agrowisata dan Seni Budaya Lokal

Sedangkan hotel berbintang justru mengalami penurunan dari 46 hotel pada 2021 menjadi 25 hotel di tahun 2022. Bahkan, jumlah restoran menurun semula terdapat 2.015 restoran pada 2020 menjadi 1.474 restoran di 2022.

Kini, tren pelancong lebih demen memilih penginapan ketimbang hotel mewah. Hal itu sejalan dengan kemajuan destinasi wisata tematik di Kota Malang, apalagi Kayutangan Heritage kian berkembang pesat. "Pergeseran segmen pasar dan tren wisatawan ini tentunya harus diantisipasi oleh pelaku perhotelan secara bijak," katanya.

Secara umum, lanjut Joko, Pemerintah Kota Malang berhasil memberikan dukungan pemulihan di sektor pariwisata. Alhasil wisatawan lebih memilih menginap dan kulineran di Kota Malang karena tarif yang kompetitif.

Baca juga : Kunjungan Wisatawan Nusantara Tertinggi Selama 5 Tahun Terakhir

Menurut Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi, setelah Kayutangan Heritage masuk 75 desa terbaik ajang Anugerah Desa Wisata berimbas mendongkrak kunjungan wisata. UMKM pun bermunculan terutama usaha kuliner dan oleh-oleh.

Saat ini, terdapat 80.000 UMKM. Sebanyak 21.000 produk UMKM sudah terkurasi sesuai standar. Adapun yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebanyak 7.000 UMKM dan yang mengantongi sertifikasi halal sebanyak 1.762 UMKM. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat