visitaaponce.com

Petani Aceh Pilih Tanam Kacang Tanah saat Kemarau

Petani Aceh Pilih Tanam Kacang Tanah saat Kemarau
Seorang petani menunjukkan kacang tanah yang dipanennya di Pidie, Aceh, Minggu (3/9).(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

GUNA menghindari gagal panen karena ancaman El Nino yang sedang melanda Indonesia, sebagian petani di kawasan Provinsi Aceh memilih beralih ke tanaman jenis lain. Lahan sawah mereka yang sebelumnya ditanami padi, sekarang beralih ke tanaman lain yang dianggap lebih bandel di musim panas atau saat kekeringan.

Di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh misalnya, ratusan petani urung menanam padi di musim gadu (musim tanam kedua) seperti sekarang ini. Sebagai pengganti tanaman padi, mereka beralih menanam kacang tanah.

Lokasi lahan sawah yang beralih tanam itu antara lain di Kecamatan LampohSaka, Simpang Tiga, Indrajaya, Delima, dan Kecamatan Pidie. Lokasi yangditanami kacang tanah itu merupakan lahan sawah yang sering krisis air padamusim gadu.

Baca juga: Kementan Wajib Siapkan Solusi Hadapi El Nino untuk Jaga Ketahanan Pangan Nasional

Berkat tepat menyesuaikan tanaman dan kondisi cuaca, ratusan petani di Pidie sejak sepekan terakhir mulai memanen kacang tanah. Hasil produksi panen itu ditampung oleh tengkulak, langsung di lepas kepasar lokal dan ada juga yang dijual eceran.

Bukhari Tahir, tokoh masyarakat Kecamatan Lampoh Saka, kepada Media Indonesia, Minggu (3/9) mengatakan, sudah tiga tahun terakhir para petani di Kawasan setempat setiap musim gadu beralih ke kacang tanah.

Itu karena krisis debit air saat musim tanam gadu yang biasa beriringan dengan fenomena alam El Nino. Lalu lahan sawah kekurangan air sehingga rawan gagal tanam padi atau terancam puso.

"Seperti lahan sawah di Desa Dayah Bubue dan Desa Dua Paya, sudah tiga tiga tahun petani menanam padi hanya saat musim tanam pertama atau musim rendenga. Ketika musim tanam kedua sering krisis air dan cuaca panas, maka harus beralih ke kacang tanah agar lahan sawah tetap produksi," tutur mantan Kadis Pendidikan Pidie tersebut.

Baca juga: Refleksi Satu Dekade UU Perlindungan Petani

Helmi, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syi'ah Kuala, Aceh, mengatakan, peralihan dari kebiasaan menanam padi ke tanaman palawija atau kacang-kacangan seperti kacang tanah tindakan sangat tepat. Apalagi jenis tanaman palawija yang lebih bandel berhadapan dengan cuaca panas berlebihan atau saat El Nino.

"Perlu digalakkan menanam palawija untuk bersahabat dengan alam. Jangan memaksa tanaman padi kalau suhu cuaca panas, kemarau atau ditengah El Nino. Salah pola dan musim tanam itu rawan puso dan serangan hama penyakit," tuturnya.

Dijelaskan Helmi, kebutuhan air untuk tanaman padi berkisar 2 liter per detik per hektare. Sedangkan untuk tanaman kacang tanah tentu lebih sedikit yaitu hanya seperlima dari kebutuhan menanam padi.

"Kalau padi butuh sedikit tergenang pada bagian bawah, walau tidak terus menerus. Sedangkan untuk lahan kacang hanya sesekali butuh ke kelembaban sedikit saja. Apalagi kacang tanah lebih tahan kering, yaitu selama berusia sekitar 3 bulan, kalau sudah ada tiga kali kelembaban lahan secara menyeluruh, bisa bertahan dan memadai," kata Helmi. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat