Guru SMPN 2 Pangandaran Diduga Jual 26 Komputer Sekolah Demi Judi Online
SEORANG guru SMPN 2 Kecamatan Parigi, yang berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Pangandaran, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penjualan 26 komputer milik sekolah senilai Rp237 juta. Hasil penjualan aset sekolah itu dipergunakan untuk bermain judi online (slot).
"Kami sangat prihatin dan menyesalkan perbuatan yang dilakukan oleh AR sebagai guru di SMPN 2 Parigi tersebut telah menjual aset milik sekolah dan menjadi catatan merah. Penjualan aset milik sekolah, dilakukan secara bertahap dengan mengambil 26 komputer, 2 laptop dan 2 infokus dari ruang laboratorium," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Didsikpora) Pangandaran, Raden Iyus Surya Drajat, Rabu (13/9).
Raden mengatakan, penjualan aset milik sekolah yang dilakukan AR secara bertahap. Semua barang langsung dijual kepada pihak swasta berinisial GS secara bertahap. Perbuatan yang dilakukan guru kesenian tersebut, tidak lain hanya untuk bermain judi slot (online) dan uang hasil penjualan aset milik negara semua habis digunakan.
Baca juga: Menkominfo Bantah akan Pungut Pajak dari Judi Online
"Guru kesenian yang berstatus sebagai ASN berinisial AR telah menghabiskan uang untuk judi online (slot) setelah semua barag dijual kepada pihak ketiga. Namun, tindakan tercela yang dilakukannya sangat tidak terpuji apalagi bermain judi slot dan kami masih menunggu proses hukum tersebut," ujarnya.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Ciamis Soimah mengatakan kasus ini berawal dari tersangka AR mengambil laptop yang mana barang tersebut merupakan aset milik sekolah. Namun, barang yang diambilnya dijual kepada pihak swasta berinsial GS dan penyidik Polres Ciamis telah menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Ciamis.
Baca juga: Guru SMP Swasta Nekat Korupsi demi Modal Judi Online
"Perbuatan korupsi yang dilakukan oleh Guru SMPN 2 Parigi berinisial AR berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan pihak swasta yakni GS sebagai tersangka terjerat pasal 2 ayat (1) Juncto pasal 18 ayat (1) huruf b undang-undang RI Nomer 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP dengan ancaman 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara," paparnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Server PDNS Diretas, Guru Besar IT: Tidak Ada Sistem yang Dijamin Keamanannya
Perusahaan Komputer Dekatkan Diri pada Mahasiswa lewat Campus Tour
Gerebek Judi Online, Polresta Banyumas Tangkap Puluhan Pelaku
Ini Daftar 5 Virus Komputer Paling Berbahaya yang Pernah Dibuat
Zyrex Innovation Day 2024 Akhirnya Hadir di Kota Pahlawan
Tingkatkan Kualitas, Sekolah di Batam Sediakan Ujian Sertifikasi Cambridge
Ajak Anak Liburan Sekolah Ke Pantai, Waspada Angin dan Ombak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Gerakan Sekolah Sehat Tingkatkan Edukasi Sampah Plastik
Kolaborasi Edukasi Meningkatkan Kesadaran Gigi dan Mulut
Wisuda Sekolah Lansia Pancasila: Semangat Belajar di Usia Senja
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap