visitaaponce.com

Listrik Tenaga Surya Sejahterakan Warga Wringinputih

Listrik Tenaga Surya Sejahterakan Warga Wringinputih
Pegawai di Balkondes Wringinputih Membersihkan Panel Surya, Senin, (11/9).(MI/Ardi)

BEBERAPA bangunan dengan arsitektur rumah bergaya jengki terlihat unik di tengah lingkungan pedesaan di kawasan wisata Candi Borobudur. Bangunan-bangunan itu dibiarkan terbuka seolah menunjukkan tidak adanya sekat di antara kompleks bangunan tersebut dengan masyarakat di sekitarnya.

Bangunan tersebut adalah Balai Perekonomian Desa (Balkondes) Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selain bentuk bangunan bergaya jengki, hal yang terlihat menonjol dari tempat itu adalah keberadaan panel-panel Surya. Artinya, kompleks Balkondes yang mulai ditata ulang pada 2022 ini sudah menerapkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.

"Panel Surya merupakan energi yang terbarukan menghemat banyak sekali biaya listrik," terang Rizal Arif Windriatmoko, Direktur Bumdes Wringinputih, kepada Media Indonesia, Senin (11/9).

Ia menyebut, pengeluaran untuk biaya listrik bisa lebih hemat sekitar Rp1 jutaan perbulan. Energi listrik tenaga surya tersebut digunakan untuk tempat-tempat di area publik dan beberapa kelistrikan di resepsionis.

Baca juga: Dorong Target EBT 2025, Revisi Permen PLTS Atap Perlu Dikaji Ulang

"Operasionalnya mudah. Cuma kita memang harus melakukan perawatan," kata dia. Perawatan yang dilakukan, misalnya, rutin membersihkan panel Surya dari debu agar bisa menangkap sinar matahari secara maksimal.

Dengan gaya arsitektur jengki dan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya, pengunjung dapat merasakan suasana yang berbeda. Pengunjung dan masyarakat sekitar juga dapat memperoleh edukasi terkait pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.

Ia pun berharap, semakin banyak pembangkit listrik yang dioperasikan di Wringinputih. Pasalnya, selain ekonomis, penggunaan listrik tenaga Surya dapat mendukung penggunaan energi ramah lingkungan.

Baca juga: SUN Terra Terus Dorong Adopsi Energi Surya di Sektor Perumahan

Listrik tenaga Surya tidak hanya menerangi Balkondes Wringinputih, tetapi secara tidak langsung menjadi ikut menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Pasalnya, tempat yang dibangun atas inisiasi Pertamina dan Pemerintah Desa Wringinputih ini menjadi pusat kegiatan produktif masyarakat Desa Wringinputih

Dari cahaya listrik tenaga Surya, Balkondes Wringinputih dapat bergeliat. Tamu-tamu berdatangan untuk berwisata dan menginap.

"Balkondes Wringinputih total memiliki 19 kamar dan beberapa ruang pertemuan. Saat akhir pekan, okupansinya di atas 80 persen," ungkap dia.

Tidak hanya penginapan, wisatawan juga bisa melakukan kegiatan wisata, seperti jemparingan, paintball, tur jip, VW, atau sepeda wisata jip, hingga edukasi wisata jamu, gerabah, gamelan, dan tari. Bahkan, pihaknya sudah mempunyai paket wisata yang bisa dilakukan pengunjung hingga seminggu.

Dari kegiatan pariwisata tersebut, Balkondes Wringinputih menyerap sekitat 60an tenaga kerja yang berasal dari warga lokal. "Kami juga mempunyai

program satu rumah satu sarjana yang ditopang dari aktivitas perekonomian dari Balkondes Wringinputih. Sampai saat ini, program tersebut telah memberi beasiswa bagi 16 anak," kata dia.

Di sisi lain, warga juga memanfaatkan Balkondes Wringinputih untuk berkegiatan sosial, seni, dan budaya. Setiap hari Minggu, Balkondes ini juga menjadi tempat berlatih tari dan gamelan sekitar 140an anak dari sanggar tari Omah Guyub.

Dukung Net Zero Emission 2060

Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, penggunaan listrik tenaga surya di Balkondes Wringinputih merupakan salah satu bentuk usaha Pertamina untuk terus memperbanyak penggunaan energi baru-terbarukan. Targetnya adalah mendukung net zero emission pada 2060.

"Memberikan akses Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai solusi atas tantangan kebutuhan energi masyarakat yang semakin meningkat," kata Fadjar. Dalam pelaksanaannya, Pertamina berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat.

Menurut dia, energi yang bersih dan mudah diakses akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Pada saat bersamaan, Pertamina mendukung pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Pertamina saat ini memiliki 47 Desa Energi Berdikari Pertamina, yang terdiri dari empat program energi micro hydro, satu program energi hybrid antara tenaga surya dan angin, 29 program tenaga surya, sebelas program gas metana dan biogas, serta dua program energi biodisel yang dikonversi dari limbah rumah tangga.

"Pertamina terus menambah dan memperluas portofolio Green Energy. Alokasi investasi untuk Bisnis Hijau mencapai 14,5% (2022-2030) dari total belanja modal," papar dia.

Contoh upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan emisi adalah membuat bahan bakar minyak menjadi lebih berkualitas dan ramah lingkungan dengan biofuel. "Semangatnya adalah terus berinovasi untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik," terang Fadjar.

Ia menyebut, pada 2022, Pertamina sudah mampu menurunkan emisi mencapai 31%. Pada semester I tahun 2023, dekarbonisasi Pertamina mencapai 580 Ton CO2e, atau 63% dari target dekarbonisasi 2023.

Pertamina juga mempercepat target dekarbonisasi dengan intensif bersinergi dengan Perusahaan Migas untuk menjalankan study Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

"Dekarbonisasi menjadi upaya Pertamina untuk berkontribusi secara aktif pada perubahan iklim," tutup dia.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat