visitaaponce.com

Makassar Tuan Rumah Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas

Makassar Tuan Rumah Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas
ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 akan digelar di Kota Makassar, Sulsel.(DOK KEMENSOS)

FORUM tingkat tinggi tentang penyandang disabilitas tingkat ASEAN atau dikenal dengan ASEAN High Level Forum (AHLF) on Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 akan digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Kegiatan akan dihadiri 200 peserta dari perwakilan Badan Sektor ASEAN, organisasi terafiliasi asean, organsiasi penyandang disabilitas, mitra wicara ASEAN, dan akademisi.

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/9), mengatakan, agenda internasional ini akan dilaksanakan 10–12 Oktober 2023 mendatang. "AHLF ini, menjunjung semangat keberpihakan negara-negara ASEAN kepada penyandang disabilitas. No one left behind, jadi tidak ada seorangpun yang tertinggal termasuk disabilitas," katanya.

Para delegasi yang hadir, akan membahas empat isu utama. Pelaksanaan AHLF tahun 2023 di Makassar dilakukan seiring dengan adanya review atau tinjauan tengah (Midterm Review of AEM 2025) terhadap komitmen dan upaya nyata dalam pengarusutamaan hak penyandang disabilitas yang telah berjalan selama ini.

"Pembahasan tentang mengarusutamakan perspektif global tentang penyandang disabilitas dan agenda inklusi dalam tiga pilar ASEAN, yaitu tantangan, peluang, dan praktik terbaik, lalu kemitraan untuk inklusi dan pemberdayaan penyandang disabilitas dan langkah ke depan, seperti pembangunan inklusif penyandang disabilitas setelah tahun 2025 ASEAN as an epicentrum of growth, dan peningkatan kapasitas penyandang disabilitas dalam ketenagakerjaan dan kewirausahaan," urai Risma.

Baca juga: ASEAN Sepakati Pedoman Antihoaks Usulan Indonesia

Kemensos RI menjadikan ajang AHLF untuk memperkenalkan sejarah dan objek wisata yang ada di Kota Makassar dan sekitarnya. Salah satunya dengan menggelar gala dinner di Fort Rotterdam yang merupakan objek wisata bersejarah. Untuk itu, Kemensos sudah berkoordinasi dengan tempat wisata untuk menyediakan fasilitas penunjang yang mempermudah akses penyandang disabilitas.

“Kita sedang proses membuat akses yang mudah bagi penyandang disabilitas di beberapa tempat. Ini untuk menunjukkan bahwa Makassar adalah civilised society yang menghormati hak-hak penyandang disabilitas,” lanjut Risma.

Ada pun agenda bersama ASEAN yang melakukan langkah nyata bersama menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas, terlihat dengan adanya komitmen bersama didasarkan pada delapan delapan prinsip dasar, yaitu pertama penghormatan terhadap martabat yang melekat, otonomi individu termasuk kebebasan untuk membuat pilihan sendiri, dan kemandirian orang.

Kedua, nondiskriminasi, ketiga partisipasi dan inklusi yang penuh dan efektif dalam masyarakat, lalu keempat menghormati perbedaan dan penerimaan penyandang disabilitas sebagai bagian dari keragaman manusia dan kemanusiaan. Kemudian kelima, kesetaraan kesempatan, keenam aksesibilitas, dan ketujuh kesetaraan antara pria dan wanita, serta kedelapan menghormati kapasitas anak yang terus berkembang dengan disabilitas dan penghormatan terhadap hak anak penyandang disabilitas untuk melestarikan Identitas.

Baca juga: KND dan Media Indonesia Bergerak Bersama Mengarusutamakan Isu Disabilitas

Selain menjalani serangkaian pertemuan, delegasi juga akan menyaksikan sejumlah pameran. Jenis pameran yang disiapkan adalah pameran teknologi alat bantu dan akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas. Di sini, peserta pameran dapat memberikan informasi dan mendemonstrasikan penggunaan teknologi alat bantu dan akomodasi seperti Tune Map (aplikasi map untuk tuna netra), Tongkat Adaptif, Difalink (platform informasi lowongan kerja khusus untuk rekan disabilitas melalui website dan sosial media), atau aplikasi perpustakaan bergerak.

Ada juga festival seni disabilitas. Di sini, dibangun booth atau stand bertema Festival Seni Disabilitas yang menampilkan berbagai konten, informasi, dan aktivitas yang berfokus pada promosi seni, kesadaran tentang disabilitas, dan inklusi.

Ada juga kewirausahaan disabilitas. Peserta pameran menampilkan produk kewirausahaan disabilitas dari berbagai sektor, seperti produk seni dan kerajinan, fashion dan aksesoris, makanan, dan sebagainya. Tak kalah menarik, diselenggarakan juga hasil produksi penyandang disabilitas. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat