Benih Palsu Padi Dominasi Pasar Nasional. Waduh
![Benih Palsu Padi Dominasi Pasar Nasional. Waduh!](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/bb3141865f3ec3cd7a21d990a9ebc5dc.jpg)
BENIH palsu padi mendominasi pasar benih tanaman pangan di masyarakat. Peredaran benih tidak terstandar itu jumlahnya mencapai 80% di pasar sejak 2019 lalu.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan Fadjry Djufry di Malang, jawa Timur, Jumat (29/9).
"Hasil survei Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2019, sebanyak 80% benih dan bibit yang beredar tidak tersertifikasi dan tidak terstandar. Bahkan ada yang abal-abal dalam tanda kutip," ungkap Fadjry.
Baca juga : Kementan Lakukan Percepatan Tanam Padi di Kabupaten Bogor
Guna menyelesaikan persolan itu, lanjutnya, perlu kerja sama semua pihak mulai bupati, wali kota, gubernur sampai petani.
"Perlu keberpihakan dan kebersamaan. Kebanyakan bibit pangan, padi yang tidak terstandar, itu kendala di masyarakat kita. Perlu keberpihakan agar diminimalisasi," katanya.
Menurut Fadjry, penerapan standar produk beserta pengawasan dan evaluasi akan mengeliminasi benih palsu yang beredar di masyarakat.
Baca juga : Petani CSA Jember Capai Produksi 9,2 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen
"Dengan penerapan standar ini dilengkapi pengawasan akan menyeleksi produk benih palsu. Benih padi yang beredar harus mematuhi standar," katanya.
Soal beras, BSIP punya uji mutu beras di Kerawang. Standar Nasional Indonesia (SNI) pun mengadopsi standar internasional. Bahkan, BSIP yang memiliki 64 kantor pelayanan secara nasional dalam bekerjanya selaras dengan Badan Standardisasi Nasional.
"Percepatan standar pertanian untuk meningkatkan mutu dan kualitas," imbuhnya.
Baca juga : Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia, Kementan Perkenalkan Inovasi Teknik Biosaka
Karena itu, BSIP bekerja simultan menyiapkan sarana prasarana, sumber daya manusia (SDM), termasuk sinergi dan kolaborasi bersama pemda. Pendampingan, sosialisasi dan edukasi untuk penguatan SDM sampai level petani.
"Bicara global, standar itu penting. Standar meliputi hulu-hilir, mulai bibit, benih, alat mesin pertanian, kelembagaan dan orang termasuk pascapanen. Komoditinya peternakan, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura," tegasnya.
Fadjry menjelaskan, produk buah mangga yang tidak memenuhi standar global akhirnya hanya laku di tingkat lokal dengan harga jual murah. Untuk itu, BSIP menekankan pentingnya penguatan kapasitas petani dengan membuat kawasan di 9 provinsi. Akhirnya, mangga yang sudah memenuhi standar laku di pasar ekspor menyusul unggulan lainnya, yaitu pala, sawit, manggis, alpukat, kopi dan kakau. (Z-4)
Terkini Lainnya
Kolaborasi dengan UGM, Kementan Salurkan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7
Galur Benih Padi Ilegal Dijual Bebas di Aceh
Mentan Amran Dukung Jatim Menjadi Penghasil Pangan Nasional Terbesar Di Indonesia
Para Petani di Pinrang, Sulsel, Terapkan Tanam Benih Langsung Model CSA
Mentan Bagikan 4 Ton Benih Padi Unggul Antikekeringan
119 Hektare Sawah Rusak akibat Banjir di Sulawesi Tengah
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Waduk di Pantura Mengering, Ratusan Hektare Tanaman Pangan Terancam Gagal Panen
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap