visitaaponce.com

Peternak Sapi di Jawa Timur Bangkit Kembali

Peternak Sapi di Jawa Timur Bangkit Kembali
Petugas kesehatan hewan Pemprov Jawa Timur memeriksa kesehatan sapi secara rutin agar tidak terpapar penyakit mulut dan kuku.(MI/Faishol Taselan)

DERING ponsel berbunyi tepat pukul 03;00 WIB milik Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur,  Indyah Aryani. Seketika itu, ia bangun dari tidur dan bergegas mengambil ponsel. Dalam hati Indyah berkatan pasti ada sesuatu, dinihari stafnya menelpon. “Ada apa telpon selarut ini,” kata Indyah.

“Bu bahaya bahaya Bu Kadis, penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah menyerang Jawa Timur," terang stafnya.

Seketika itu, Indyah bangkit dari tempat tidurnya. “Laporan pakai data, jangan asal laporan,” kata Indyah seakan tidak percaya jika PMK sudah masuk menyerang di sejumlah daerah di Jawa Timur,”  katanya. “Benar bu ini ada tiga daerah yang sudah gawat,” kata stafnya.

Seketika itu, Indyah minta menyiapkan data serta segera lakukan antisipasi apapun, karena harus melaporkan ke Gubernur Jawan Timur Khofifah Indar Parawansa. Pagi itu juga laporan langsung dibuat dan dilaporkan ke Gubernur.

Setelah data lengkap, Indyah pun melaporkan ke Gubernur. Perintah yang keluar hanya satu. “Segera lakukan penanganan, agar tidak meluas ke daerah lain, dan koordinasi untuk vaksin dengan Pusat,” kata Gubernur sebagaimana ditirukan Indyah.
 
Indyah patut panik sebab posisi sebagai Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur yang bertanggungjawab terhadap kesehatan hewan ternak di seluruh daerah di Jawa Timur.

“Selama berhari saya koordinasi dengan Pusat, minta agar disiapkan vaksin, jangan sampai meluas ke daerah lain,” kata Indyah dalam perbincangan dengan waetawan di Surabaya, Selasa (2/10).

Bisa dibayangkan pada hari pertama menerima laporan, awalnya Kabupaten Gresik pada  28 April 202 ada 402 ekor sapi sakit yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa. Tidak lama kemudian laporan datang dari Kabupaten Lamongan pada 1 Mei 2022, ada 102 ekor sapi sakit yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa.

Disusul Sidoarjo, 595 ekor sapi dan kerbau sakit yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa, kemudian Mojokerto 148 ekor sapi sakit yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa.

“Seluruh sampel dari Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto positif penyakit PMK. Ini yang membuat kita panik dan harus dikejar dengan waktu agar jangan sampai ke daerah,” katanya.

Di tengah situasi itulah, Gubernur Jatim Khofifah langsung mengeluarkan Kepgub Jatim No. 188/362/KPTS/013/2022 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana PMK.

Kepgub ditujukan ke Menteri Pertanian, saat pihaknya mengirimkan ke Menteri Pertanian, ternyata PMK sudah mewabah ke seluruh daerah di Jawa Timur.

Tercatat 38 kabupaten dan kota terkena wabah PMK.  Jumlah hewan ternak yang terkena PMK mencapai 199.972 ekor, mati 4.414 ekor, sembuh 192.712 ekor, sedangkan potong paksa 2.707.

“Kementan akhirnya menyatakan bahwa Jawa Timur dinyatakan darurat wabah PMK melalui surat Kepmentan No. 500.1/2022 tanggal 25 Juni 2023 tentang Penetapan Daerah Wabah PMK (seluruh Kab/Kota se Jatim). Sejak itu saya tidak bisa tidur mencari langkah penanganan,” lanjut Indyah

Pihaknya kemudian melakukan langkah pencegahan dimulai dengan  isolasi ternak sakit berbasis kandang, lockdown daerah tertular PMK berbasis desa atau kecamatan,  pengobatan ternak sakit berbasis simptomatis (antibiotika, analgesik, antipiretik dan vitamin).

Kemudian penutupan sementara pasar hewan, pembatasan lalu lintas ternak, desinfeksi kandang dan lingkungan, serta  pemotongan bersyarat dan vaksinasi PMK.

“Bisa dibayangkan dalam hitungan hari wabah PMK menyebar ke seluruh daerah di Jawa Timur, sehingga langkah penanganan segera dilakukan, agar tidak menyebar,” katanya.


Relawan Dilibatkan

Dinas Peternakan jawa Timur kemudian membentuk tim khusus untuk menangani wabah tersebut. Dokter hewan pemerintah sebanyak 950 orang yang tersebar di 38 Kab/kota dilibatkan.

Paramedik veteriner juga dilibatkan untuk percepatan pelaksanaan vaksinasi PMK di Jatim dibantu oleh Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya, Fakultas Kedokteran Hewan Unibraw Malang,  Fakultas Kedokteran Hewan Univ Wijaya Kusuma Surabaya, dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

Adapun paramedik veteriner pemerintah sebanyak 1.500 orang yang tersebar di 38 Kab/kota disediakan.

Kerjasama dengan nakes  TNI/Polri juga diilakukan. “Nakes TNI/Polri belum terbiasa menangani ternak, akhirnya dilatih dulu,” ujar Indyah.

Pihaknya melakukan pelatihan vaksinator untuk nakes TNI/Polri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan di Jawa Timur pada 8 Juli 2023. Jumlah nakes dari TNI/Polri rinciannya 500 nakes Polri dan 800 nakes TNI. Kemudian mahasiswa FKH sebanyak 200 orang sehingga total 1.500 orang.

Setelah relawan dan nakes disiapkan, Dinas Peternak Jatim kemudian melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk meminta vaksin.

Mengingat pentingnya vaksin bagi ternak, Indyah tidak berpikir lagi berapa jumlah anggaran yang harus dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Berapapun anggaran yang dibutuhkan Jatim siap, yang penting ada vaksin. Sampai sampai saya nangis minta ke seorang pejabat di pusat agar mau menyiapkan vaksin," ungkapannya.

Kerja keras dilakukan seluruh jajaran pemprov Jatim membuahkan hasil ketika, Pemerintah Pusat mengabulkan permintaan vaksin yang diajukan Jawa Timur. Tidak tanggung tanggung Jatim menerima vaksin sebanyak  7.266.950 dosis. Jumlah tersebut mampu diselesaikan sebanyak 6.761.694 dosis.

“Seluruh relawan dikerahkan serentak untuk terjun ke desa desa yang terkena wabah PMK. Tidak ada satu desa yang kelewatan, semuanya dikunjungi," ungkapnya.

Vaksinasi sapi perah vaksin sapi potong rata-rata kemampuan vaksinasi pada sapi perah  tiap 1 Tim Vaksinator adalah 100- 150 dosis/hari. Vaksinasi harus dilakukan secara tim dengan melibatkan petugas vaksinator, petugas handling ternak, petugas administrasi, petugas biosecurity.

baca juga: Cegah Wabah Penyakit, Pemkab Tuban Gelar Operasi Pasar Hewan

Tim vaksinator memiliki kemampuan rata-rata 100 dosis per hari. Dengan melibatkan 1000 tim vaksinator, rata-rata capaian vaksinasi PMK di Jawa Timur adalah 17.600 ekor/hari.

Hasilnya tidak mengecewakan karena dalam waktu singkat hewan ternak yang sudah divaksin merata di Jawa Timur. Total vaksinasi PMK di Jawa Timur periode 1 Januari-22 Agustus 2023  sebanyak 4.113.532 dosis. Rinciannya vaksin pertama  2.556.940 dosis, vaksin kedua 1.078.654 dosis dan vaksin booster 477.938 dosis.

Sejak itu, perlahan jumlah hewan ternak terkena PMK sudah turun drastis. Bahkan menempatkan Jawa timur sebagai provinsi dengan capaian vaksinasi PMK tertinggi di Indonesia. Kemudian disusul Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat.


Produksi susu sempat turun

Wabah PMK juga berdampak pada produksi susu di di sentra susu Pujon Malang. Koperasi SAE yang memiliki peternak binaan dan memproduksi susu untuk dikirim ke sejumlah produsen susu merasakan sedihnya ketika wabah PMK terjadi di Jatim, khususnya Malang.

PMK  yang menyerang hewan ternak seperti sapi juga membawa dampak bagi produksi susu sapi di Pujon, Kabupaten Malang. Sejak PMK menyerang, produksi susu sapi di koperasi SAE Pujon turun hingga 40%.

Turunnya hasil produksi susu sapi ini disampaikan oleh Sekretaris Koperasi SAE Pujon, Nur Kayin. Sejak PMK menyerang pada Mei 2022 produksi susu sapi yang dikelola oleh koperasi turun hingga 40%.
 
“Penurunan produksi susu sapi ini terjadi berangsur angsur, dari semula 120 ton susu perhari kini turun menjadi 70 ton susu sapi per hari,” katanya.

Akibat penurunan jumlah produksi tersebut pihak koperasi harus menanggung kerugian hingga Rp3 miliar.
 
Selain itu, pihak koperasi juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengobatan sapi yang terinfeksi PMK. Selain terus melakukan pengobatan pada sapi yang sakit, pihaknya juga melakukan perbaikan pakan dan nutrisi pada sapi agar kesehatan sapi tetap terjaga.

Melihat besarnya kerugian, koperasi SAE Pujon yang memproduksi susu sapi ini juga menyambut baik vaksinasi untuk sapi.

“Sejak penanganan masih dilakukan, kini perlahan peternak mulai  bangkit dan produksi susu juga sudah mulai banyak lagi. Meski belum seluruhnya normal, apalagi jumlah peternak yang memiliki sapi juga berkurang,” kata Nur Kayin.

Peternak bangkit

“Susumu Semangatku” dua kata yang menjadi penyemangat bagi warga Desa Brau. Setelah mereka terpuruk akibat PMK , kini mereka mulai bangkit.

"Jadi, kalau sedih sangat wajar, biasanya mereka mendapat penghasilan tiba tiba sirna, karena tidak ada susu yang diperas dari sapi sapi itu,” kata Suyanto peternak sapi perah Warga Desa Brau, Malang.

Dia menceritakan ketika PMK menyerang awalnya tidak terkejut, mereka mengira hanya penyakit biasa. Tapi, setelah sapi sapi bergelimpangan begitu cepat di kandang, Suyanto menjadi panik.

Jarak antara sapi satu dengan lainnya tidak lama. Setelah satu ambruk disusul dengan sapi lainnya, terus berkelanjutan. “Bagaimana tidak panik, waktu satu persatu mati mendadak,” katanya.

Melihat sapi ambruk satu persatu, saat melihat masih ada yang hidup dan bisa diselamatkan langsung disembelih untuk dijual dagingnya.

“Bagaimana lagi satu satunya agar tetap mendapatkan penghasilan, saya sembelih dalam keadaan sakit,” ungkapnya.  

Saat itu, Suyanto langsung menghubungi aparat desa untuk mendapatkan penjelasan. Tidak lama kemudian mendapat respons dari desa dan kemudian ditindaklanjuti dengan kedatangan petugas dari Pemerintah Kota Batu Malang.

Kini perlahan teratasi dan peternak mulai bangkit lagi. “Muncul semangat baru karena semua ternak sudah mendapat vaksinasi, tidak ada kekhawatiran bakal terkena lagi,” ujarnya optimistis.

Kini yang mereka inginkan pemerintah selalu memberikan edukasi dan melakukan pengawasan ketat agar wabah mematikan ini tidak terulang lagi. (N-1)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat