visitaaponce.com

Kendati El Nino, Produktivitas Demplot CSA Purbalingga Justru Naik 26

Kendati El Nino, Produktivitas Demplot CSA Purbalingga Justru Naik 26%
Panen padi Demplot Scalling Up CSA di Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jateng.(Ist)

DAMPAK El Nino yang memicu kemarau panjang, bukan halangan bagi petani Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (Jatreng) untuk panen raya padi.

Apabila biasanya rata-rata per hektare menghasilkan 6,48 ton, saat ini meningkat menjadi 8,17 ton/ha setelah petani Purbalingga menerapkan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA).

Peningkatan produktivitas tersebut diapresiasi oleh Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat menghadiri panen padi Demplot Scalling Up CSA pada Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day (FFD) di Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jateng, baru-baru ini.

Baca juga: 

Keandalan CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) bagi lahan pertanian di daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi, di antaranya Purbalingga di Jawa Tengah.

Luasan total lokasi Demplot CSA SIMURP di Purbalingga sekitar 196 hektar bagi 1.660 petani dari 100 kelompok tani [Poktan] di Kecamatan Bukateja dan Kemangkon selaku Penerima Manfaat SIMURP, mendukung dan melaksanakan budidaya pertanian ramah lingkungan menuju pertanian berkelanjutan.

Upaya Kementan bersama SIMURP dan pemerintah daerah sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa teknologi CSA berdampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.

Baca juga: 

"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi iklim dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.

Mentan Syahrul memastikan kehidupan di pedesaan menjadi baik dan kuat apabila petani dan penyuluh memanfaatkan dan mengadopsi teknologi inovasi dari hasil penelitian CSA.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti dampak CSA, selain meningkatkan produktivitas, juga mampu menekan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].

"Kehadiran SIMURP, diharapkan mendorong petani penerima manfaat SIMURP meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.

Baca juga: 

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengapresiasi capaian CSA meskipun di tengah kemarau dan dampak El Nino, petani Desa Kembangan, Kecamatan Bukateja justru sukses panen padi setelah menerapkan teknologi CSA.

“Bersyukur di tengah kondisi kekurangan air kita masih bisa panen bersama. Ini tentu saja tidak lepas dari dukungan semua pihak,” kata Bupati Dyah Hayuning.

Dia berharap teknologi CSA dari SIMURP yang dilaksanakan di Kecamatan Bukateja dan Kemangkon dapat direplikasi pada seluruh petani di wilayah Purbalingga. Pasalnya, CSA  mendukung petani meningkatkan produktivitas pertanian.

Keandalan CSA diakui Kepala Dinas Pertanian Pemkab Purbalingga, Mukodam karena banyak manfaat yang didapat oleh petani di antaranya adalah sumbangsih bagi petani, untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca yang memicu pemanasan global.

“Teknologi CSA juga menghemat air lahan persawahan. Dari segi produktivitas, pemanfaatan teknologi CSA mendukung peningkatan produksi rata-rata hingga 26 persen," katanya.

Mukodam menambahkan apabila biasanya produksi rata-rata per hektar lahan persawahan menghasilkan 6.48 ton, dengan CSA SIMURP produksi rata-rata mencapai 8.17 ton/ha. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat