visitaaponce.com

Kader Kesehatan Ujung Tombak Dalam Penurunan Prevalensi Stunting di Klaten

Kader Kesehatan Ujung Tombak Dalam Penurunan Prevalensi Stunting di Klaten
Melalui jambore, kader dan tenaga kesehatan diharapkan berbagi pengetahuan guna penurunan prevalensi stunting.(MI/Djoko)

PEMBANGUNAN bidang kesehatan menjadi bagian integral dari pembangunan nasional. Di mana bertujuan mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 

Oleh karena itu peran dari kader kesehatan menjadi penting. Kader kesehatan yang perpanjangan tangan dari puskesmas dan posyandu yang sangat berperan dalam penanganan kesehatan masyarakat, terutama dalam penurunan prevalensi stunting. 

Di Kabupaten Klaten terdapat 12.144 kader kesehatan, 10,915 kader (89,88%) di antaranya kondisi aktif. Sedangkan jumlah posyandu tercatat 2.289 dan 2.251 (98,34%) posyandu aktif.

Baca juga: Pengentasan Stunting di Kampung Nelayan Kalibaru Jakarta Utara

Pentingnya peran mereka membuat Bupati Sri Mulani membuat Jambore Kader Kesehatan. Jambore kader kesehatan tersebut diikuti PKK, ahli gizi, bidan, dan tenaga ahli pendamping desa. Dalam kesempatan ini, Dinas Kesehatan Klaten menghadirkan Tan Shot Yen, praktisi gizi Beijing.

"Untuk itu, penyelenggaraan jambore kader kesehatan ini sebagai upaya atau langkah nyata pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas kader dan tenaga kesehatan di Klaten," jelas Sri dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Jajang Prihono pada Jambore Kader Kesehatan Kabupaten Klaten, di pendapa kabupaten, Kamis (12/10).

Baca juga: Bupati Klaten Menutup Kegiatan KBMKB XVIII di Desa Boto

Melalui jambore, Sri berharap selain meningkatkan pengetahuan dan wawasan kader maupun tenaga kesehatan, juga meningkatkan peran, motivasi, dan penghargaan kepada kader yang berkompeten.

"Kami berharap kader dan tenaga kesehatan berbagi pengetahuan, guna penurunan prevalensi stunting. Kader dan tenaga kesehatan ini ujung tombak terwujudnya penurunan angka stunting," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto, saat ditemui Media Indonesia menyebutkan 14,9% prevalensi balita stunting di Kabupaten Klaten pada 2022, dan turun menjadi 14,8% pada 2023.

"Calon balita stunting sampai Juni 2023 menunjukkan sebanyak 454 bayi laki-laki terlahir dengan panjang badan (PB) 48 Cm, dan 367 bayi perempuan terlahir dengan PB 47 cm," imbuhnya. (Z-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat