visitaaponce.com

Kurangi Beban TPA Melalui Ekonomi Sirkular

Kurangi Beban TPA Melalui Ekonomi Sirkular
Ilustrasi - Ekonomi sirkular bisa memberikan kehidupan kedua bagi plastik kemasan bekas pakai hingga memberikan lapangan kerja.(Antara)

UPAYA mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) harus terus dilakukan. Melalui Ekonomi Sirkular atau circular economy, sampah tidak perlu lagi dibuang ke TPA, bahkan bisa memberikan manfaat ekonomis.

Pakar Perdagangan Dunia dan Ekonomi Politik Internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riza Noer Arfani menyampaikan penerapan circular economy yang tepat dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Ekonomi sirkular bisa memberikan kehidupan kedua bagi plastik kemasan bekas pakai hingga memberikan lapangan kerja bagi masyarakat.

Dengan hadirnya circular economy, ia meyakini menjadi jembatan bagi pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. "Kolaborasi merupakan kunci untuk implementasi circular economy maksimal dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik," terang dia dalam diskusi gerakan edukasi #BeraniMengubah di Yogyakarta, Jumat (20/10) sore.

Baca juga: Warung Sikumbang Tambah Nilai Ekonomi Pedagang

Kebijakan dan program terkait ekonomi sirkular dirancang untuk mengatasi, memitigasi, atau membantu masyarakat beradaptasi terhadap perubahan iklim. Gerakan ekonomi sirkular sekaligus berupaya menuju pertumbuhan ramah lingkungan melalui industri ramah lingkungan.

Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM dan Peneliti Mundane Circular Economy, Suci Lestari Yuana menyampaikan masyarakat memiliki peranan penting dalam proses pengelolaan kemasan plastik bekas pakai. Kesadaran masyarakat terus ditingkatkan melalui edukasi, termasuk di sektor pendidikan.

Baca juga: Sampah Plastik PET Bisa Jadi Barang Fashionable Baru

Ia mencontohkan, Sekolah Sirkular hadir dalam bentuk Indonesia Green Principal Award (IGPA). Kegiatan ini berisikan pelatihan-pelatihan tentang praktik-praktik circular economy dalam pengajaran dan tata kelola sekolah sehari-hari.

"IGPA mengajak para kepala sekolah untuk bertindak sebagai perubahan dan memulai transformasi Sekolah Sirkuler di level sekolah dan lingkungan sekitar sekolah," terang dia.

Dalam workshop IGPA yang berlangsung selama 3 hari, para kepala sekolah diajak berdiskusi dan berbagi tentang praktik-praktik circular economy di Yogyakarta. Misalnya, para kepala sekolah diperkenalkan dengan kajian-kajian circular economy di PSPD UGM, lalu diajak melihat praktik pengelolaan sampah di TPS Randu UGM, diperkenalkan pada praktik memanen air hujan di Sekolah Air Hujan, dan masih banyak lagi.

Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie menyampaikan, edukasi menjadi kunci dalam pelaksanaan inisiasi penanaman pengetahuan circular economy terkait pengelolaan kemasan plastik bekas pakai dan dampaknya yang berkelanjutan. Di saat bersamaan, dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak agar kegiatan tersebut dapat berhasil.

"Diharapkan dengan pemahaman yang tepat, semua stakeholder dapat berperan serta dan memberikan dampak positif terhadap penerapan circular economy," papar dia.

Kali ini, gerakan edukasi #BeraniMengubah hadir pertama kali di Yogyakarta untuk membahas mengenai Manfaat Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari Implementasi Circular Economy di Indonesia.

Ancora Foundation melalui Plastic Reborn telah melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk pilar edukasi dan pemberdayaan, diantaranya edukasi terhadap 55.000 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat di Indonesia sejak tahun 2017.

Tak hanya itu, Plastic Reborn juga melakukan pendampingan bagi talenta muda pegiat teknologi digital terkait manajemen kemasan plastik bekas pakai mulai tahun 2019. Mulai tahun 2021, pemberdayaan sektor informal dilakukan dengan memperkenalkan penggunaan aplikasi digital agar sistem pengumpulannya semakin efektif, sekaligus mengedukasi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Communications Manager Coca-Cola, Fauziah Syafarina Nasution mengatakan, di Coca-Cola, pihaknya menyadari urgensi dan kompleksitas dari kemasan plastik bekas pakai di Indonesia. Menurut dia, tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian.

"Kolaborasi atau partnership antarlintas organisasi menjadi kunci penting untuk mendorong penerapan circular economy di Indonesia, tutup dia. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat