Naik Level, Aktivitas Warga di Lereng Gunung Slamet Tetap Normal
![Naik Level, Aktivitas Warga di Lereng Gunung Slamet Tetap Normal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/75ac950eb72cdd4a0df66539104a90bb.jpg)
STATUS Gunung Slamet meningkat dari level I (normal) ke level II (waspada), namun aktivitas warga berada di lereng gunung dengan ketinggian capai 3.432 mdpl tersebut tetap berjalan normal meskipun dilarang mendekati kawah hingga radius dua kilometer.
Warga di beberapa desa di lereng Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang tetap bertahan di rumah masing-masing, bahkan petani sayur tetap menggarap sawah dan ladangnya dengan memanfaatkan sumber mata air yang ada. "Memang berasa ada gempa kecil, tapi kami merasa biasa saja," ujar Kusno,55, petani di Desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
Hanya saja akibat kemarau ini, demikian Kusno, air di lahan pertanian menyusut dratis bahkan mengering, sehingga untuk kebutuhan menyirami tanaman terpaksa mencari ke sumber mata air lebih jauh hingga 2-3 kali sehari dengan cara menggunakan jerigen dan memikul.
Baca juga : Pergerakan Tanah di Bandung Barat, Pemda Berlakukan Tanggap Darurat
Senada, Purwadi, 60, petani di lereng Gunung Slamet lainnya di Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, mengatakan warga tetap beraktivitas seperti biasa. Belum ada warga yang berniat untuk mengungsi.
Sebelumnya menurut Kepala Badan Gelogi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendara Gunawan, mulai Kamis (19/10) pukul 08.00 WIB Gunung Slamet dengan ketinggian 3.432 mdpl meningkat statusnya dari level I (Normal) ke level II (waspada), sehingga diminta agar tidak mendekati puncak (kawah) hingga radius dua kilometer.
Meskipun dalam catatan Gunung Slamet tidak pernah meletus, tetapi selama kurun waktu 1-18 Oktober terjadi 2.096 kali Gempa Hembusan, 3 kali gempa Tremor Harmonik, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam, 12 kali Gempa Tektonik Lokal, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Mennerus dengan amplitudo 0.2 6 mm (dominan 2 mm).
Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan menghadapi peningkatan status Gunung Slamet tersebut Pemerintah Provinsi Pemrov) Jawa Tengah sudah melakukan koordinasikan, terutama dengan pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan TNI-Polri untuk mempersiapkan berbagai langkah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dari peningkatan aktivitas vulkanologi tersebut.
"Jika terjadi kondisi darurat, maka akan segera melakukan evakuasi terhadap warga, diharapkan warga tidak menyepelekan potensi bencana vulkanologi tersebut," imbuhnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Tanah Longsor Menerjang 60 Titik dan 12 Kecamatan di Tasikmalaya
Peran Tagana Cegah Bencana Sosial di Tangsel Ditingkatkan
Ribuan Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Halmahera Selatan
Banjir Bandang Akibat Hujan Deras Terjadi di Bagian Timur Australia
13 Orang Tewas Akibat Siklon Remal, Hancurkan Ribuan Rumah di Bangladesh
Tumpahan Minyak CPO di Sungai Cempaga Mengganggu Aktivitas Warga
Mowilex Ajak dan Edukasi Masyarakat Turut Kurangi Jejak Karbon
Produsen Saus Mahsuri Ajak Masyarakat Sarapan Bareng di Car Free Day
Edukasi Pilah Sampah, Chandra Asri Kumpulkan Lebih dari 2.780 Kg Sampah
Di Event Jakarta Marathon 2023, Chandra Asri Ajak Masyarakat Pilah Sampah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap