ASN Diminta Saling Mengingatkan Soal Netralitas
SEKRETARIS Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk berkomitmen menjaga netralitas pada perhelatan Pemilu 2024.
"Kami mohon agar para ASN untuk saling mengingatkan, karena tidak semua ASN paham tentang netralitas," kata Sumarno, Rabu (15/9) malam.
Sumarno mengaku, Pemprov Jateng sangat berkomitmen mewujudkan Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi yang berkualitas. Apalagi, kesuksesan penyelenggaraan pemilu maupun pemilihan kepala daerah merupakan tanggung
jawab pemerintah, termasuk netralitas ASN.
Pada Pemilu 2019, kata dia, Bawaslu Jateng menemukan dan menerima laporan sekitar 30 ketidaknetralan ASN. Bentuk ketidaknetralan itu seperti mengklik tombol like atau suka, berkomentar, dan membagikan tautan di media sosial tentang salah satu pasangan calon presiden maupun calon legislatif.
"Ternyata banyak ASN yang tidak tahu kalau itu melanggar netralitas. Ini menjadi PR kita bersama untuk mempelajari apa saja yang dianggap tidak netral," kata Sumarno.
Ia menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jateng guna mencegah terjadinya ketidaknetralan ASN. Antara lain pengarahan-pengarahan, ikrar netralitas ASN, dan saling mengingatkan antar ASN.
Baca juga:
> Penyalahgunaan Kewenangan Pj Kepala Daerah Berpotensi Konflik Kepentingan
> Banwaslu Tertibkan 198 Spanduk dan Baliho Caleg di Palangka Raya
Anggota Bawaslu Jateng, Sosiawan mengatakan, sekitar 30 laporan adanya ketidaknetralan ASN di Jateng pada Pemilu 2019, sebagian besar dilaporkan oleh sesama ASN.
Menurut Sosiawan, hal itu dilakukan karena adanya saling peduli untuk menjaga profesionalitas, integritas, marwah, dan harga diri sebagai sesama anggota Korpri. Meskipun semua laporan itu masih indikasi ketidaknetralan ASN, namun Bawaslu tetap waspada.
"Harus tetap waspada karena netralitas ASN masuk indeks kerawanan pemilu di Indonesia, termasuk soal politik uang, berita hoaks, dan politik indentitas. Kita juga bersyukur bahwa secara nasional, Jateng tidak masuk 10 besar indeks kerawanan pemilu terkait ketidaknetralan ASN," katanya.
Ia menjelaskan, terjadinya indikasi atau gejala ketidaknetralan ASN disebabkan tiga hal.
Pertama, karena kurang paham atau ketidaktahuan bahwa yang telah dilakukan adalah suatu bentuk keberpihakan atau dukungan kepada capres maupun calon wakil rakyat tertentu.
"Kedua adalah karena faktor tekanan dari atasan atau pihak manapun, sehingga harus melakukan dukungan atau keterpihakan. Sedangkan penyebab yang ketiga karena adanya kepentingan tertentu," beber Sosiawan . (Z-6).
Terkini Lainnya
RPP Manajemen ASN Atur Cuti Melahirkan bagi Suami
Eselon I Kementerian/Lembaga akan Pindah ke IKN Terlebih Dulu
ASN Jakarta Diduga Terlibat dalam Judi Online, Heru Budi Bersiap Ajukan Namanya
Heru Budi Lacak Daftar Nama ASN Jakarta yang Main Judi Online
Pemkot Bandung Siapkan Sanksi Tegas bagi ASN Terlibat Judi Online
Jabar Jadi Provinsi dengan Pemain Judi Online Tertinggi, Pemprov: Belum Ada ASN yang Terjerat
Peserta Tapera Nabung Puluhan Tahun Pengembaliannya Kok Kecil? Begini Penjelasannya
Mengapa Simpanan Tapera PNS Kecil? Meski Puluhan Tahun Menabung
BP Tapera Ungkap Kembalikan Rp4,2 Triliun ke Pensiunan PNS
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
2 PNS Sukabumi Dipanggil KPK Terkait Pencucian Uang Eko Darmanto
THR ASN Capai Rp27,33 Triliun, Hampir 100%
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap