visitaaponce.com

Hujan Lebat, Pelayanan Rekam Medik di RSUD Hendrikus Fernandez Dihentikan

Hujan Lebat, Pelayanan Rekam Medik di RSUD Hendrikus Fernandez Dihentikan
Kondisi ruang radiologi dan farmasi RSUD Hendrikus Fernandez, Larantuka yang tanpa atap.(MI/Fransiskus Gerardus Molo)

PROYEK peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit dengan kegiatan pekerjaan pemeliharaan gedung RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai saat ini belum rampung. 

Proyek yang diteken dengan nilai kontrak sebesar Rp848.848.000 itu, sampai saat ini, hanya meninggalkan atap bangunan di salah satu ruangan RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka, yakni ruang Radiologi dan Farmasi, yang tampak nyata masih dalam kondisi bolong. 

Dampaknya, sejumlah aktivitas pelayanan kesehatan di RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka pun terpaksa dihentikan sementara, terutama saat hujan lebat mengguyur Kota Larantuka, Rabu (15/11) lalu.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Flotim Meroket

Atap bangunan yang bolong di dua ruangan di rumah sakit itu disinyalir disebabkan terhentinya pekerjaan akibat upah para pekerja yang belum dibayar tuntas.

Direktur RSUD Hendrikus Fernandez Larantuka, Paul Lameng, saat dikonfirmasi, Rabu (15/11) membenarkan telah dihentikan sementara pelayanan rekam medik karena rembesan air hujan.

“Benar, saya sudah perintahkan kepada petugas untuk matikan arus listrik ke bagian Radiologi karena kami takut ada gesekan sebab itu berhubungan dengan listrik. Kalau mau hidupkan pasti kami akan minta bagian teknis untuk melihat alat kesehatan rekam medik tersebut”, ucapnya dengan nada kecewa.

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Warga Kelurahan Lokea Bersihkan Patung Pahlawan Herman Fernandez Larantuka

Dia kemudian menjelaskan bahwa penyebab dari rembesan air hujan tersebut karena pekerjaan atap gedung belum dilanjutkan secara sempurna sehingga saat hujan dengan intensitas tinggi hari ini maka air hujan masuk dan menggenangi lantai ruangan Radiologi
 
“Saya kecewa kenapa tidak bongkar atap ini secara bertahap? Ini bongkar semua, sedangkan di awal saya sudah sampaikan musim hujan sudah tiba, kerja yang profesional agar alat-alat kesehatan yang lain jangan sampai rusak akibat hujan lebat,” keluh Paul.

Selain itu dikatakan, sejak awal pertemuan dirinya sudah menyampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar segera memanggil rekanan kontraktor untuk segera dituntaskan.

“Saat ini ada utusan tenaga kerja, mereka cari ketemu kontraktor ke Lembata dan mereka janji untuk segera datang dan selesaikan. Kita menunggu besok bagaimana respon rekanan tersebut,” tutup Direktur RSUD Hendrikus Fernandez itu.

Berdasarkan data yang di telusuri Media Indonesia , Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Kasih ibu dan dan Konsultan Pengawas yakni PT Spatium Artem Konsultan yang berlokasi di Kecamatan Larantuka dengan Nomor Kontrak RSUD.050/PPK-PEM.GER.RS/05.a/IX/2023 yang dikerjakan sejak 22 September 2023 dengan waktu pelaksanaan 90 hari kelender kerja.

Selain itu, diketahui akibat ulah rekanan yang tidak memenuhi kewajiban membayar upah tenaga kerja, saat ini, pekerjaan dihentikan dan belum diketahui kelanjutannya.

Sementara, rekanan CV Kasih Ibu dan PPK yang akrab disapa Us Wangge, saat dikonfirmasi sejak Minggu, 12 November 2023 terkait persentase atas pekerjaan yang dikerjakan enggan merespon. (Z-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat