visitaaponce.com

Harga Cabai Rawit di Flotim Meroket

Harga Cabai Rawit di Flotim Meroket
Pedagang cabai di Pasar Inpres Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu (11/11).(MI/Franssiskus Gerardus Molo)

CUACA ekstrem yang melanda Indonesia membuat harga cabai rawit di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai angka fantastis hingga Rp70 ribu per kilogram. Harga ini mengalami lonjakan drastis dalam seminggu terakhir, dari sebelumnya hanya sekitar Rp50 ribu per kilogram.

Pedagang di Pasar Inpres Larantuka, Kabupaten Flores Timur menyuarakan keluhan mereka terkait lonjakan harga cabai. Kenaikan harga tersebut hampir merata di semua jenis cabai, terutama jenis cabai keriting, yang mencapai hingga Rp70 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabai ini disebabkan beberapa faktor termasuk dampaknya cuaca ekstrem yang melanda mengakibatkan gagal panen dan tingginya permintaan dari luar daerah

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Warga Kelurahan Lokea Bersihkan Patung Pahlawan Herman Fernandez Larantuka

Seperti diungkapkan Fatmawati, 47, pedagang sayuran di Pasar inpres Larantuka. Ia mengaku bingung dengan kondisi harga saat ini, terutama cabai rawit yang makin melonjak. 

"Bingung, pak Pembeli juga sepi. Harga-harga sekarang pada naik." kata Fatmawati kepada Media Indonesia, Sabtu (11/11) pagi. 

Ia menjelaskan harga cabai merah keriting yang sekarang naik jadi Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya kisaran Rp60 ribu per kilogram. Demikian juga cabai rawit merah yang semula Rp65 ribu, sekarang naik jadi Rp70 ribu per kilogram.

Baca juga: Dandim 1624/Flotim Deklarasi Pemilu Damai 2024

Sedangkan harga cabai rawit hijau sekarang Rp70 ribu dari sebelumnya kisaran Rp50 ribu - Rp55 ribu per kilogram. 

"Lebih kurang sudah semingguan harganya naik," ungkapnya.

Fatmawati menyebutkan penyebab naiknya harga cabai akibat faktor cuaca. Pasalnya, banyak petani yang mengalami gagal panen.

"Kemungkinan berdampak terhadap produksi yang berkurang. Akibatnya harga jadi mahal," tuturnya.

Naiknya harga cabai juga banyak dikeluhkan para pembeli. Namun fatmawati mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.

 "Kalau sebelumnya ada yang beli Rp10 ribu per gelas juga saya layani. Biasanya buat bikin sambal. Sekarang dengan harga segitu, saya mau menjualnya juga bingung," ucap fatmawati. 

Fatmawati berharap harga beberapa komoditas, terutama cabai, bisa kembali seperti semula. Peran pemerintah sangat dibutuhkan agar harga terkendali.  

"Kalau harga naik itu sebetulnya bagi kami bukan untung. Bisa dikatakan rugi, karena pembeli berkurang, sehingga barang susah dijual. Mudah-mudahan bisa kembali normal harganya," tegas fatmawati. 

Sementara pedagang lainya di  Pasar Inpres Larantuka Theresia Peni Odjan, 51, asal Lebao mengeluh sepi pembeli akibat kenaikan harga cabai terjadi sejak satu bulan terakhir.

"Kami cemas, pak. Sejak harga cabai naik, pembeli di Pasar Inpres Larantuka jadi sepi. Biasanya satu hari itu bisa habis 30 hingga 60 kilogram, tetapi sekarang hanya habis 15 hingga 20 kilogram," ungkap Theresia saat ditemui di lapak jualannya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat