Literasi Digital Kunci Cegah Hoaks dan SARA
![Literasi Digital Kunci Cegah Hoaks dan SARA](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/a3526a6ebe5120d392c454e35f0da893.jpeg)
HOAKS dan Isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) menjadi dua hal yang berkembang pada saat masa-masa menjelang tahun pemilu. Kedua hal tersebut patut diwaspadai dan dapat dicegah melalui pembekalan diri dengan keterampilan literasi digital yang baik. Agar ajang Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan kondusif.
“Menjelang pemilu di tahun depan, kita harus sangat mewaspadai dua fenomena yang mengerikan, hoaks dan isu-isu SARA. Kedua hal itu bisa kita atasi kalau kita punya literasi digital yang bagus,” ujar Ketua Komunitas Sapunyere, Dadi Munardi dalam sambutannya pada
kegiatan Komunitas Literasi Digital Sapunyere di Aula Villa Jati Kampung Lowa Curug Nangka, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Rabu (13/12).
Menurut Dadi, hoaks dan SARA juga dapat menimbulkan bahaya serta berbagai dampak negatif seperti dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik. Sehingga dapat mengancam keharmonisan antar manusia.
“Makanya, kita jangan sampai terprovokasi oleh dua hal tersebut. Harapannya semoga dengan literasi digital ini kita bisa mencegah terjadinya hoaks dan SARA agar dapat tetap menjaga keharmonisan dan kedamaian dengan bersama-sama,” tutur Dadi.
baca juga: Antisipasi Hoaks Jelang Pemilu 2024, Literasi Digital jadi Solusi
Dalam kesempatan yang sama, Pendamping UMKM Juara Jawa Barat, Dewi Sartika menjelaskan bahwa saat ini hoaks terjadi sangat cepat di era digital seiring dengan perkembangan teknologi digital. Oleh karena itu, penyebaran hoaks harus diatasi dengan cara berpikir kritis.
“Kita harus berpikir kritis kalau ada orang kasih berita, jadi berita itu nggak kita telan mentah-mentah, jadi kita bisa compare dulu dengan berita yang lain untuk memverifikasi lagi kebenaran beritanya,” jelas Dewi.
Tidak hanya mengkomparasi dengan berita lain, mengidentifikasi hoaks juga dapat dilakukan dengan melihat judul yang cenderung provokatif, terdapat ajakan untuk disebarluaskan dan memiliki susunan kalimat yang tidak terstruktur.
“Intinya kalau kita dapat informasi yang tidak penting, sebaiknya tidak usah di-share. Karena dengan selektif memilih dan membagikan informasi, berarti menentukan kualitas kepribadian diri kita,” ucap Dewi. (N-1)
Terkini Lainnya
Asosiasi P2MI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Termakan Hoaks Soal MSG
Literasi Digital Dorong TNI Capai Visi Misi “PRIMA”
Hasto Dicecar 4 Pertanyaan Terkait Kasus Dugaan Penyebaran Berita Bohong
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Hari Ini
Perlu Keterampilan Digital, Remaja Diimbau Berhati-hati Gunakan Media Sosial
Masyarakat Diminta Berhati-Hati Sikapi Hoaks Bromat di Air Minum dalam Kemanasan
Jelang Pertemuan WWF Ke-10, Seluruh Ormas di Bali Dilarang Pasang Baliho Bernuansa SARA
3 Konten Kreator Film Asusila Guru Tugas Jadi Tersangka dan Dijerat UU ITE
Polda Jatim Amankan 3 Konten Kreator Film "Guru Tugas" yang Bernuansa Asusila dan Sara
Polisi: Tidak Ada Unsur SARA pada Kasus Penganiayaan Tukang Bubur di Jakarta Timur
Galih Loss Minta Maaf Bikin Konten SARA di Media Sosial
PDIP Resmi Cabut Laporan Terhadap Rocky Gerung
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap