visitaaponce.com

Daerah di Jateng Mulai Panen, Harga Beras Berangsur Turun

Daerah di Jateng Mulai Panen, Harga Beras Berangsur Turun
Harga beras di beberapa daerah di Jawa Tengah mulai turun saat mulai memasuki masa panen.(MI/Ramdani)

MESKI harga masih masuk kategori tinggi, perlahan mulai menurun dan stabil menyusul beberapa derah mulai memasuki masa panen

Pemantauan Media Indonesia Minggu (25/2) harga beras dan berbagai pasar tradisional di daerah Pantura Jawa Tengah mulai bergerak turun, harga beras premium sebelumnya berkisar Rp19.000-Rp20.000 per kilogram turun berkisar Rp17.000-Rp18.000 per kilogram, beras medium dari sebelumnya Rp17.000-Rp18.000 per kilogram menjadi Rp15.000-Rp16.000 per kilogram.

Beberapa daerah seperti Blora, Grobogan, Batang, dan Pekalongan diperkirakan dalam beberapa pekan ke depan sudah memasuki masa panen dan tanaman pagi mulai menguning, bahkan di Blora beberapa kawasan sudah mulai panen. 

Baca juga : Bulog: Blora dan Grobogan Tunjukkan Kondisi Mulai Panen

"Sudah mulai panen di lumbung padi daerah ini seperti Kedungtuban, Randublatung, Kradenan, dan Ngawen," kata Bupati Arief Rohman.

Meskipun belum banyak, lanjut Arief, cukup membuat lega. Menurut rencana, gabah yang saat ini diproduksi di beberapa tempat penggilingan padi terutama di Ngawen bakal mengisi pasar ritel dan pasar modern untuk menutup kekurangan.

Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Sabtu (24/2), saat memantau produksi beras di Blora dan Grobogan mengaku optimis harga beras yang saat ini cukup tinggi segera berangsur turun. Di beberapa daerah terutama wilayah di Grobogan yang tidak terlanda banjir dalam beberapa pekan mendatang segera memasuki masa panen.

Baca juga : Antisipasi Kenaikan Harga Beras, Pemkot Semarang Gagas Program Pak Rahman

"Di beberapa wilayah di Blora sudah panen, hasilnya cukup bagus untuk mengisi di pasar modern dan tradisional," ujar Bayu Krisnamurthi.

Badan Urusan Logistik (Bulog) Jawa Tengah terus menggelontorkan beras di berada di berbagai gudang untuk memberikan bantuan kepada warga korban banjir maupun miskin, bahkan beberapa di antaranya digelontorkan untuk pasar murah. 

"Sisa beras di gudang Bulog provinsi ini masih ada 90 ribu ton," ungkap Kepala Bulog Jateng Akhmad Kholisun usai menyalurkan bantuan beras di Desa Kemiri, Grobogan.

Baca juga : Panen Belum Merata Jadi Penyebab Harga Beras Tetap Tinggi

Beras Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ada di gudang Bulog Jawa Tengah ini, demikian Akhmad Kholisun, disalurkan digelontorkan untuk komersial baik itu distributor, baik pasar tradisional maupun modern. 

"Beras SPHP ini akan diolah ke beberapa penggilingan untuk dijadikan beras premium," imbuhnya.

Pejabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana secara terpisah mengatakan dalam upaya menstabilkan harga beras, Pemrov Jateng menggelar pasar beras murah di 70 lokasi mulai pekan ini, diharapkan langkah ini akan dapat menekan harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi.

Baca juga : Polda Jawa Tengah Turunkan Satgas Pangan Telusuri Kelangkaan Beras

Pmerintah pusat, lanjut Nana Sudjana, juga sudah menginstruksikan kepada Bulog agar segera menggelontorkan stok beras ke pasar, sehingga langkah ini sangat membantu untuk menekan harga beras di pasar. 

"Ini juga sekaligus untuk menstabilkan inflasi di Jawa Tengah yang pada Januari 2024 lalu berada pada angka 2,69%," imbuhnya.

Gelaran operasi pasar beras juga secara serempak dilakukan berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Batang, Semarang dan Salatiga, hal itu dilakukan sejak harga beras melambung dan warga mulai kesulitan mendapatkan beras terutama kelas premium.

Baca juga : Harga Cabai Merah Tembus Rp100 Ribu Per Kg. Naik Rp40 Ribu!

Sementara itu Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio menegaskan bahwa hasil penyelidikan dilakukan tidak ditemukan adanya penimbunan beras terjadi, namun terjadinya kelangkaan dan melonjaknya harga beras tersebut karena meningkatnya kebutuhan jelang Ramadan.

Selain itu juga dampak El Nino, lanjut Dwi, menjadikan terjadi gagal panen dan  produksi beras berkurang. 

"Kita sudah teliti, melonjak harga dan kelangkaan itu tidak ditemukan adanya penimbunan beras," tambahnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat