visitaaponce.com

Polda Jawa Tengah Turunkan Satgas Pangan Telusuri Kelangkaan Beras

Polda Jawa Tengah Turunkan Satgas Pangan Telusuri Kelangkaan Beras
Ilustrasi(MI/Adam Dwi)

POLDA Jawa Tengah turunkan Tim Satgas Pangan untuk mencari tahu penyebab terjadinya kelangkaan beras karena stok tersedia cukup besar hingga mencapai 52.938 ton.

Pantauan Media Indonesia Selasa (20/2) hingga saat ini harga beras kelas medium dan premium di berbagai daerah di Jawa Tengah masih tinggi, kondisi ini membuat warga menjerit karena kenaikan hampir terjadi setiap hari, bahkan di pasar modern beras terjadi kelangkaan hingga pembatasan pembelian.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Selasa (20/2) sekitar pukul 08.00 WIB kembali turun ke Pasar Bulu, Kota Semarang untuk melakukan pengecekan beras langsung berdialog dengan para pedagang.  

Baca juga : Indef: Pemerintah Gagal Menjaga Stabilitas Harga Pangan

"Harga beras premium masih mahal di pasaran, hal ini karena terjadi penurunan produksi pada periode Januari-Maret 2024," katanya.

Beras premium dan lokal harganya naik, lanjut Zulkifli Hasan, bahkan sampai hari ini masih bergerak naik karena untuk beras lokal terjadi penurunan produksi sebagai dampak dari El Nino sehingga masa tanam seharusnya Januari-Maret bergeser ke  Maret-Mei.

Menghadapi kondisi ini, ungkap Zulkifli Hasan, pemerintah segera mengatasinya dengan mengguyur beras SPHP dari Bulog  untuk membanjiri pasar, hal ini diharapkan dapat menurunkan dan mengendalikan harga beras yang saat ini masih tinggi.

Baca juga : Pemerintah Prioritaskan Bansos Jelang Pemilu, Harga Beras Jadi tidak Terkendali

Sementara itu Ketua Satgas Pangan Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengatakan menghadapi kenaikan dan kelangkaan beras, sudah menurunkan tim dan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Stok beras berdasarkan keterangan masih aman yakni tersedia 52.938 ton," ujarnya.

Namun melihat kondisi ini, demikian Dwi Subagio, sejak minggu lalu tim Satgas Pangan melakukan penelusuran terutama di pasar modern, kenapa terjadi kekosongan terutama beras premium yakni dengan mewawancarai padagang dan berkoordinasi dengan Disperindag untuk mencari tahu penyebab dan penanganannya.

Berdasarkan informasi pertama, ungkap Dwi Subagio, hal ini terjadi karena dampak perubahan iklim, namun mengenai penggunaan untuk bansos hal itu belum bisa terjawab, karena tidak semua bansos berasal dari pemerintah tetapi juga dilakukan para caleg. "Kita tidak punya bukti itu dipakai untuk bansos," tambahnya.

Baca juga : Harga Beras Kemungkinan Masih akan Terus Melonjak

Ditanya tentang adanya  indikasi penimbunan beras, menurut Dwi Subagio,juga masih dilakukan pencarian, namun terkait harga indikasinya terjadi karena permintaan yang makin tinggi jelang bulan Ramadan.

"Kita juga sudah onitor kemungkinan dilakukan operasi pasar untuk pengendalian harga dan penggelontoran beras dari Bulog serta percepatan program bansos," imbuhnya. (Z-4)

 

Baca juga : Kenapa Harga Beras Melambung? Ini Jawab Erick Thohir 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat