visitaaponce.com

Viral Karena Zakat 2,5 Persen, Siapa Sih Sebetulnya Pendeta Gilbert

Viral Karena Zakat 2,5 Persen, Siapa Sih Sebetulnya Pendeta Gilbert?
Pendeta Gilbert sindir zakat umat islam 2,5%(Ilustrasi)

PENDETA Gilbert telah menjadi pusat perhatian setelah khutbahnya menjadi viral dan dianggap menyinggung umat Islam karena dianggap membandingkan praktik zakat dalam agama Islam dengan ajaran Kristen. Namun, siapa sebenarnya Pendeta Gilbert Lumoindang?

Dalam khotbahnya, Pendeta Gilbert menyampaikan perbandingan antara kewajiban zakat bagi umat muslim yang hanya 2,5% dari pendapatan, dengan sumbangan yang diminta bagi umat Kristen sebesar 10% dari pendapatan mereka.

Pendeta Gilbert Lumoindang menyatakan perbedaan praktik dalam ibadah antara umat Kristen dan umat Islam. Dia mengungkapkan bahwa umat Kristen memberikan sumbangan sebesar 10% dari pendapatannya, sehingga mereka bisa beribadah dengan lebih santai. Sementara itu, dia mengilustrasikan bahwa umat Islam membayar zakat sebesar 2,5%, yang disertai dengan gerakan solat yang lebih khusyuk.

Baca juga : Video Warga Dekati Lokasi Aliran Lava Gunung Ile Lewotolok di NTT Viral di Medsos

"Kita kan bayar 10%, makanya kita kebaktian tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai. Tapi kalau 2,5 setengah mati," kata Pendeta Gilbert dalam video viral tersebut.

Setelah video kontroversialnya menjadi viral, tokoh Kristen Indonesia tersebut telah memberikan penjelasan. Dia menegaskan bahwa pernyataannya dalam video tersebut tidak dimaksudkan untuk merendahkan umat Islam. Lebih lanjut, Pendeta Gilbert menyampaikan permintaan maafnya di hadapan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, pada Senin (15/4).

Jadi, siapakah Pendeta Gilbert Lumoindang yang sedang menjadi perhatian masyarakat saat ini?

Baca juga : Eks Bupati Tapteng Samtai Tanggapi Video Viralnya Disebut Main Judi di Malaysia 

Pendeta Gilbert

Kelahiran pada 26 Desember 1966, Pendeta Gilbert Lumoindang mengalami tantangan besar sejak kecil ketika dokter menyatakan penurunan kemampuan otaknya. Meskipun demikian, orang tua Pendeta Gilbert tidak pernah menyerah. Mereka secara aktif mencari dukungan spiritual melalui Persekutuan Doa (PD), berharap akan kesembuhan anak mereka.

Gilbert juga diajak secara rutin menghadiri kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Dengan konsistensinya, usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil. Sejak berusia 10 tahun, Gilbert mengalami perkembangan otak yang signifikan.

Dengan kemajuan yang signifikan dalam kemampuan otaknya, Gilbert sering menjadi juara kelas dan berhasil lulus dari SMA dengan nilai ujian terbaik. Perubahan ini membuatnya memutuskan untuk sepenuhnya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Baca juga : Viral, Video Kepala Desa Berseragam Dinas di Sumut Nyatakan Dukung Ganjar Pranowo

Gilbert memulai karirnya sebagai pengkhotbah ketika ia bergabung dengan organisasi pemuda Kristen pada usia 17 tahun. Selain itu, ia menyelesaikan pelatihan di School of Ministry yang dimiliki oleh Morris Cerullo dan mengikuti kursus Alkitab di GBI Mawar Sharon. Khotbah-khotbahnya mendapat sambutan hangat dan pujian atas keunggulan materi yang disampaikannya.

Riwayat Pendidikan

Pendeta Gilbert melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi, meraih gelar Diploma di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia pada tahun 1990. Selain itu, ia juga menyelesaikan studi di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.

Pengalaman Organisasi

Selama periode pengabdiannya sebagai pengkhotbah, Pendeta Gilbert pernah menjabat sebagai ketua di Gospel Overseas yang dipimpin oleh John Hartman dari tahun 1993 hingga 1997. Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota jemaat di Gereja Tiberias Indonesia sebelum kemudian memutuskan untuk memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry.

Baca juga : Anies Dimaki Prabowo, Apakah Tertuju pada Jokowi Juga?

Pendeta Gilbert Lumoindang aktif sebagai pemimpin jemaat Gereja Bethei Indonesia, Glow Fellowship Centre di Jakarta. Ia memimpin 18.000 jemaat. Dengan visi "Menegakkan kerajaan Allah dalam kebenaran dan kasih, ia terus aktif sebagai pengkhotbah. 

Ikut Komentasi Konflik Iran-Israel

Ketika Pendeta Gilbert Lumoindang mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang konflik Israel-Palestina dengan ungkapan "mata ganti mata", namanya semakin mencuat di media. Banyak yang penasaran dengan siapa sebenarnya Pendeta Gilbert Lumoindang yang pernyataannya viral di akun media sosial X.

Melalui akun media sosial tersebut, Pendeta Gilbert Lumoindang menarik perhatian publik dengan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang dianggap tidak seimbang dalam menanggapi konflik Israel-Palestina. Ia menyoroti ketidaktahuan pemerintah dalam mengimbangi respons terhadap serangan roket antara Palestina dan Israel.

Pernyataan sindiran dari seorang pria berusia 56 tahun tiba-tiba menarik perhatian masyarakat secara luas. Khotbahnya dianggap mendukung Israel, yang kemudian membuatnya menjadi sasaran kritik publik.

Dalam khotbahnya, dia menyebut bahwa Israel menerapkan prinsip "gigi ganti gigi, mata ganti mata" yang terdapat dalam keyakinan Yahudi dan Musa. Ini menyiratkan bahwa Israel hanya akan merespons serangan jika terlebih dahulu diserang oleh Palestina.

Selain itu, pria tersebut juga mempertanyakan keseriusan Indonesia dalam mendorong perdamaian antara kedua negara. Dia mengajak masyarakat untuk merenungkan tujuan sejati dari upaya perdamaian tersebut.

Inilah informasi singkat mengenai Gilbert Lumoindang, seorang pendeta yang menjadi pusat perhatian karena khotbah kontroversialnya yang menyinggung tentang zakat 2,5%. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat