visitaaponce.com

Pengembangan Sawit di Pulau Jawa Perlu Dikaji Ulang

Pengembangan Sawit di Pulau Jawa Perlu Dikaji Ulang
Ilustrasi - Sawit Watch meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pengembangan perkebunan sawit di Pulau Jawa.(MI/Denny)

PEMERINTAH diminta mengkaji ulang rencana pengembangan perkebunan sawit di Pulau Jawa. Peran Pulau Jawa sebagai lumbung pangan nasional harus tetap dipertahankan.

"Pulau Jawa berperan sebagai lumbung pangan nasional artinya memiliki kontribusi besar dalam menyediakan kebutuhan pangan nasional. Dengan luasan lahan serta daya dukung dan tampung lingkungan yang mendekati ambang batas, ditambah kondisi krisis pangan global, menanam sawit di Jawa menimbulkan pertanyaan apakah dapat benar memberikan keuntungan dibandingkan komoditas selain sawit khususnya komoditas pangan?" tutur Achmad Surambo, Direktur Eksekutif Sawit Watch, Selasa (21/5).

Di Pulau Jawa, sawit seharusnya tidak menjadi komoditas unggulan.

Baca juga : Like-Minded Countries Terinspirasi Indonesia, Serukan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

"Maraknya konversi lahan menjadi lahan sawit di Pulau Jawa merupakan hal baru. Sebaiknya, dikembangkan komoditas pangan dan kawasan hutan diberikan izin perhutanan sosial, serta memberlakukan agroforestry. Berlakukan TORA untuk eks HGU yang sudah tak terpakai," ujarnya.

Hasil kajian Sawit Watch, berdasarkan kerangka kebijakan Nasional, Pulau Jawa tidak dikembangkan untuk industri sawit melainkan fokus pada tebu, kopi, kakao dan kelapa. Pengembangan sawit juga tidak direncanakan di Pulau Jawa.

Sawit di Jawa dan Banten bukan komoditas unggulan, namun komoditas potensial yang kerap memiliki daya tarik yang kuat bagi daerah atas segelintir kisah pengembangan di Sumatra dan Kalimantan. Faktanya di Pulau Jawa, sawit juga berdampak pada munculnya permasalahan sepertimisalnya konflik lahan, permasalahan lingkungan hingga permasalahan pembayaran yang tertunda berbulan-bulan.

Baca juga : Kementan Ajak Petani Program PSR Tanam Padi Gogo, Jaga Ketahanan Pangan Lewat Kesatria

Sawit dianggap sebagai komoditas strategis nasional. Namun, peran sawit sebagai komoditas strategis daerah khususnya di Pulau Jawa perlu dikaji ulang secara mendalam. Perlu pemisahan wilayah untuk pangan dan perkebunan menjadi penting untuk melindungi lahan pangan. Serta penting membuat kebijakan daerah Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di level daerah untuk menjaga sumber pangan dari ancamanan alih fungsi.

Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa, saat menjadi nara sumber diskusi dan peluncuran buku, Gula-gula Sawit di Pulau Jawa yang diinisiasi oleh Sawit Watch pekan lalu mengatakan Pulau Jawa merupakan sentra pangan nasional.

"Rata-rata produksi komoditas pangan di Pulau Jawa mencapai 60% dari total produksi pangan nasional. Hal ini menjadikan Pulau Jawa sentra pangan nasional," ungkapnya.

Badan Pangan Nasional berusaha mengendalikan harga dari hulu hingga hilir dengan memastikan kesediaan pasokan pangan. Sementara Sawit bukan menjadi komoditas utama yang ingin didorong karena supply sawit di Indonesia sudah mencukupi bahkan dapat diekspor. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat