visitaaponce.com

Dinas Pendidikan Jatim Lakukan Pengukuran Kompetensi Kepala Sekolah

Dinas Pendidikan Jatim Lakukan Pengukuran Kompetensi Kepala Sekolah
Mahasiswa dari Kampus Mengajar berkolaborasi dengan guru memberikan materi pembelajaran di Jawa Tengah, (5/12/2023).(MI/Ramdani)

DINAS Pendidikan Provinsi Jawa Timur membuat terobosan dengan melakukan profiling atau pengukuran kompetensi kepala sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kepala sekolah.

"Hal ini perlu dilakukan mengingat kepala sekolah mempunyai peran sentral dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) sekaligus mutu dan kualitas pendidikan," kata Kepala Disdik Jatim, Aries Agung Paewai, di Surabaya, Rabu (29/5).

Untuk mencapai target tersebut, profiling kompetensi kepala sekolah digelar untuk pertama kalinya. Menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Disdik akan fokus melakukan pemetaan kompetensi manajerial kepala sekolah lewat profiling.

Baca juga : Disdik DKI Perketat Aturan Kegiatan Perpisahan dan Study tour di Luar Lingkungan Sekolah

Setidaknya 709 kepala sekolah yang akan mengikuti kegiatan ini. Jumlah tersebut terdiri dari 416 dari SMA, 296 dari SMK dan 65 dari SLB dan terbagi menjadi tujuh tahap.

"Sebenarnya ada 777 kepala sekolah yang akan ikut kegiatan ini. Hanya saja di tahun ini ada yang memasuki purna tugas 66 orang dan 2 orang kepala sekolah meninggal dunia. Jadi yang ikut sesuai pendataan ada 709 orang," katanya.

Profiling kompetensi kepala sekolah (kepsek) sangat dibutuhkan bagi satuan pendidikan. Ini akan berkaitan pada semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Jawa Timur.

Baca juga : Pemkab Sumedang Kerja Keras Kurangi Kasus Kekerasan di Sekolah

Di lain sisi, digelarnya profiling ini juga untuk mengetahui tingkat kompetensi kepala sekolah. Mengingat sejak setahun terakhir pengangkatan kepala sekolah berasal dari guru penggerak dan calon kepala sekolah yang telah mengikuti diklat.

Hanya saja, sertifikat yang dimiliki tak menjamin kompetensi untuk menjadi kepala sekolah yang dibutuhkan dalam pengelolaan satuan pendidikan. Ada yang memiliki kompetensi sangat bagus tapi juga ada yang masih kurang. Apalagi, kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi unggul di bidang manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi GTK.

"Mereka harus mampu menjadi leader pengembangan pendidikan di satuan pendidikan. Sehingga menempatkan mereka the right man the right job tepat dalam tugasnya. Walaupun mereka sudah ikut sebagai calon kepala sekolah sebelumnya dan pernah menjadi guru penggerak maka mereka wajib memiliki pemetaan kompetensi manajerial," ujarnya.

Baca juga : Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah Gelar TOT Diksuspala di Solo

Melalui profiling, ada evaluasi kompetensi manajerial dan profil psikologi peserta secara objektif. Dengan kata lain, proses profiling didasarkan pada prestasi dan kinerja kepsek.

Pasalnya kedepan, para kepala sekolah akan menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0 menuju society 5.0. Karenanya kepala sekolah harus profesional, inovatif, visioner dan memiliki literasi digital, serta finansial, baca tulis dan kewarganegaraan.

"Lewat profiling kami juga bisa mengukur kinerja dan perilaku masa lalu kepala sekolah. Bagaimana mereka akan menghadapi tantangan di masa depan dan memberikan wawasan tentang potensi manajerial dan performa kepala sekolah di masa depan," katanya. (J-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat