visitaaponce.com

Zheng Senang Melaju ke Perempat Final AS Terbuka

Zheng Senang Melaju ke Perempat Final AS Terbuka
Petenis Tiongkok Zheng Qinwen(AFP/Matthew Stockman/Getty Images)

PETENIS Tiongkok Zheng Qinwen berhasil melaju ke perempat final turnamen Grand Slam pertamanya, Selasa (5/9) WIB, usai mengalahkan runner-up Amerika Serikat (AS) Terbuka tahun lalu Ons Jabeur.

Petenis berusia 20 tahun itu mengombinasikan kekuatan dan akurasi untuk meraih kemenangan 6-2 dan 6-4 atas Jabeur untuk berhadapan dengan calon petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka di babak perempat final AS Terbuka.

"Sejujurnya, rasanya luar biasa, terutama momen ini. Saya merasa ini adalah kemenangan yang sangat penting bagi saya. Bisa dibilang sebuah terobosan," ujar Zheng.

Baca juga: Kalahkan Kasatkina, Sabalenka Melaju ke Perempat Final AS Terbuka

"Saya telah lama menunggu momen ini terjadi. Pada awal tahun ini, saya berharap momen ini terjadi lebih cepat. Namun, akibatnya, saya malah kehilangan kesabaran dan itu mempengaruhi permainan saya," lanjutnya.

Zheng menerima penghargaan Pendatang Baru Terbaik WTA 2022, meraih kemenangan di semua laga debutnya di turnamen Grand Slam dan mencapia babak 16 besar Prancis Terbuka sebelum kalah dalam pertarungan tiga set melawan Iga Swiatek, yang akhirnya menjadi juara.

Namun, Zheng hanya memenangkan dua laga Grand Slam sebelum AS Terbuka, tempat dia dan Wang Xinyu menjadi dua petenis Tiongkok pertama yang berhasil mencapai putaran keempat di AS Terbuka secara bersamaan.

Baca juga: Aldila/Kato Terhenti di 16 Besar AS Terbuka

Saat Wang kalah dari finalis Roland Garros Karolina Muchova, Senin (4/9) WIB, Zheng menjadi petenis Tiongkok keempat yang mencapai perempat final di Dlushing Meadows, menyusul Wang Qiang, Peng Shuai, dan Li Na.

Zheng merupakan bagian dari generasi Li Na, petenis muda Tiongkok yang memutuskan serius b ermain tenis setelah Li Na menjadi juara Grand Slam pertama asal 'Negeri Tirai Bambu' itu dengan menjadi juara Prancis Terbuka pada 2011 saat Zheng berusia 8 tahun.

"Ketika dia menjadi juara Prancis Terbuka, orang Asia pertama yang menjadi juara Grand Slam, dia menjadi inspirasi bagi banyak anak kecil, termasuk saya," ungkap Zheng.

'Di momen itu, saya berpikir, "Sebagai Asia ternyata kami bisa juga menjadi juara Grand Slam'."

"Sebelum itu, tenis tidak populer di Tiongkok. Bahkan, orangtua saya tidak tahu apa itu tenis hingga saya mulai bermain."

"Setelah Li Na, tenis menjadi lebih populer di Tiongkok. Dia juga membuat saya bermimpi bisa mengikuti jejaknya," pungkasnya. (AFP/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat