MotoGP akan Turunkan Kapasitas Mesin Kelas Utama dari Menjadi 850 cc
MOTOGP disebut akan menurunkan kapasitas mesin kelas utama dari 1000 cc menjadi 850 cc pada tahun 2027 mendatang. Hal tersebut terungkap saat diskusi antara pabrikan mengenai regulasi teknis MotoGP.
Direktur Motorsport KTM, Pit Beirer menjelaskan bahwa pabrikan Austria kini telah membatalkan penolakannya terhadap pengurangan mesin.
“Kami menyetujui pengurangan menjadi 850cc. Kami pikir ini adalah pengurangan yang relatif masuk akal," kata Beirer mengutip Crash, (8/11).
“Karena kalau 150 cc dihilangkan, torsi dan tenaganya dikeluarkan dari kelas ini. Anda bisa mengembangkan regulasi MotoGP yang sangat keren dengan 850cc. Sekarang ada mayoritas yang stabil untuk 850cc," imbuhnya.
Baca juga: MotoGP Umumkan Jadwal Tes di Musim 2024
Beirer menambahkan, KTM awalnya sepakat dengan Aprilia bahwa cara yang lebih murah untuk mengurangi performa mesin dan kecepatan tertinggi adalah dengan mengubah ukuran lubang silinder maksimum pada mesin 1.000cc saat ini (81mm).
“Prinsipnya Aprilia ingin tetap menggunakan mesin 1000cc. Itu awalnya ide kami juga. Namun setelah banyak berdiskusi, kami beralih ke arah 850cc, yang tentunya memiliki aspek positif,” kata Beirer.
Walaupun, lanjut dia, pihaknya akan banyak melakukan perubahan jika regulasi penurunan ke 850cc benar disahkan. Terlebih, biaya menjadi kendala bagi pabrikan KTM.
“Tentu saja, pada awalnya merupakan faktor biaya bagi kami untuk tidak mengganti mesin secara drastis karena akan lebih murah jika terus bekerja berdasarkan mesin yang sudah ada. Dan masalah biaya tidak hanya menyangkut Aprilia, tapi kita semua," sebutnya.
Baca juga: Marquez Ingin Jaga Intensitas di Seri Terakhir MotoGP 2023 sebelum Pindah ke Ducati
Perjalanan Penggunaan Mesin di MotoGP
Era MotoGP dimulai dengan mesin empat tak 990cc, yang didapuk untuk menggantikan dua tak 500cc pada tahun 2002 karena alasan emisi gas buang.
Mesin tersebut bertahan sampai 2006, dengan kejuaraan beralih ke mesin 800cc yang lebih ringkas pada tahun 2007-2011. Namun itu menghasilkan kurva tenaga yang sangat tinggi karena perancang mesin berusaha mencari tenaga yang hilang dan meningkatnya ketergantungan pada perangkat elektronik canggih untuk menjinakkan motor.
Hasil akhirnya adalah balapan yang mahal dan monoton (Suzuki, Kawasaki dan Tim Roberts akhirnya putus asa) dan kembali ke 1000cc disepakati mulai tahun 2012.
MotoGP berharap ECU tunggal yang diperkenalkan sejak 2016 bisa menghindari kesalahan 800cc di masa lalu.
Aerodinamika juga diperkirakan akan dikurangi untuk siklus kontrak lima tahun ke depan antara Dorna dan pabrikan, serta kemungkinan larangan perangkat ride height.
Sementara itu, pengurangan kapasitas MotoGP menjadi 850cc mungkin juga akan berdampak pada aerodinamika motor Moto2, yang memakai mesin Triumph 765cc dan diperkirakan akan memiliki ban yang lebih kompetitif saat berganti ke Pirelli untuk musim depan.
Kesenjangan antara kedua kelas juga terlihat semakin tipis, di mana lap tercepat Moto2 DI Sachsenring tahun ini hanya satu detik lebih lambat dari lap balapan paling lambat di MotoGP.
Brad Binder mencetak rekor kecepatan tertinggi baru sepanjang masa MotoGP sebesar 227,5 mph/366,1 km/jam di balapan Mugello Sprint tahun ini.
(Crash.net/Z-9)
Terkini Lainnya
Perjalanan Penggunaan Mesin di MotoGP
Jelang GP Indonesia, Pertamina Selenggarakan Pertamax Turbo Drag Fest 2024
Ajang Balap Vespa Terbesar di Indonesia akan Segera Digelar pada Juni 2024
Kejuaraan Drag Race Harley Davidson Pertandingkan Sejumlah Kelas
Anak Pedagang Ayam di Lembang Juara Ajang MSBK 250 di Malaysia
Marc Marquez Ingin Pertahanan Konsistensi di MotoGP Prancis
Casey Stoner Sebut Regulasi MotoGP 2027 Bukan untuk Pembalap
Wuling Donasi Mesin untuk SMK dan Universitas di Jateng dan DIY
49% Warga Jakarta tidak Setuju Kebijakan Pembatasan Kendaraan Bermotor
Drag Fest 2024 Jadi Bentuk Dukungan untuk Olahraga Otomotif Nasional
Wuling Mulai Tampilkan SUV Terbarunya Wuling Starlight S
9 Tips Memilih Dashcam Mobil yang Tepat Untuk Pemula Agar Tidak Rugi
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap