visitaaponce.com

Pelajaran dari Jepang

Pelajaran dari Jepang
(Dok Pribadi)

TIDAK terlalu fanatik terhadap salah satu negara peserta Piala Dunia 2018 membuat hidup ini terasa enteng. Hidup tetap dijalani dengan santai meski Spanyol, tim yang dibanggakan sejak lama, harus pulang lebih awal lantaran kalah dari tuan rumah Rusia lewat tos-tosan.
Tidak perlu lebai seperti segelintir orang yang buru-buru menulis di status Facebook bahwa Piala Dunia 2018 sudah usai hanya karena juara bertahan Jerman gagal lolos ke babak 16 besar. Sikap seperti itu jelas kufur nikmat.

Kita akan kehilangan setiap momen berharga manakala tim seperti Jepang harus berjibaku di Rostov Arena, Rostov-On-Don, Selasa (3/7) dini hari WIB untuk mengamankan tiket babak delapan besar. Lawan yang mereka hadapi ialah Belgia, raksasa Eropa yang bertabur pemain bintang.

Tidak terlalu sulit untuk menyebutkan siapa saja anak-anak asuhan Roberto Martinez. Di bawah mistar gawang ada kiper Chelsea Thibaut Nicolas Marc Courtois dan ditemani bek tangguh Vincent Kompany yang merumput di Manchester City. Ada gelandang Manchester City Kevin de Bruyne, gelandang Manchester United Marouane Fellaini-Bakkioui, gelandang Chelsea Eden Hazard, dan stiker Manchester United Romelu Benjamin Lukaku.

Bandingkan itu dengan materi pasukan ‘Samurai Biru’. Nama-nama yang mungkin tidak asing lagi di telinga sepertinya tidak banyak. Beberapa yang familier ialah bintang Borussia Dortmund Shinji Kagawa dan bek Galatasaray, Yuto Nagatomo.
Dari segi kualitas, Jepang jelas berada jauh di bawah Belgia. Skill menggocek bola dan postur tubuh juga tidak sebanding. Namun, Jepang yang diarsiteki Akira Nishino tetap tampil percaya diri.

Babak pertama yang berakhir dengan skor kacamata bahkan membuat Romelu Lukaku seperti frustrasi. Di babak kedua, Jepang tetap bermain dengan kolektivitas tinggi dan disiplin dalam menjaga pergerakan para penyerang Belgia. Nama besar lawan mereka kesampingkan demi membawa Jepang yang merupakan wakil Asia bisa lolos dari babak 16 besar.

Upaya Jepang yang tidak kenal lelah melahirkan sepasang gol sensasional yang dipersembahkan Genki Haraguchi di menit ke-48 dan Takashi Inui di menit ke-52. Adrenalin meningkat dan muncul perasaan berdebar-debar melihat perjuangan Jepang. Mungkinkah mereka bisa mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang berbunyi?

Namun, waktu pula yang menjawabnya. Pelatih Belgia Roberto Martinez mampu melihat celah dan memanfaatkan keunggulan postur tubuh dan kemampuan menyerang anak-anak asuhannya. Satu demi satu gol merobek gawang Jepang yang dikawal Eiji Kawashima hingga akhirnya Belgia menyegel kemenangan atas Jepang dengan skor 3-2.

Rode Duivels, julukan Belgia, selanjutnya bakal berjumpa Brasil yang sebelumnya mengalahkan Meksiko 2-0. Laga Brasil vs Belgia akan tersaji di Kazan Arena, dini hari WIB nanti. Duel tim papan atas itu sayang dilewatkan.

Belgia tentu harus berjuang lebih keras lagi karena Brasil menyandang predikat lima kali juara dunia. Hikmah pertandingan melawan Jepang yang tidak mudah dilalui tentu harus dipetik. Bukan tidak mungkin Belgia akan terus melaju ke semifinal.

Jepang tentu juga menuai pelajaran berharga atas kekalahan mereka. Bila mereka ingin gemilang di ajang sekelas Piala Dunia, materi pemain harus terus dipoles.

Semoga empat tahun mendatang ‘Negeri Sakura’ bisa melangkah lebih jauh lagi ketimbang hasil saat ini yang diraih di Rusia. Harapan yang sama tentu ditujukan buat tim nasional Indonesia. Semoga PSSI mendengarkan. (R-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat