Harapan di Tengah Kesuraman
![Harapan di Tengah Kesuraman](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/12/d4ee65ca153d95cd36821814bdf6e4ad.jpg)
KURANG lebih dua tahun sudah penyakit yang disebabkan virus korona mewabah. Kita lazim menyebutnya covid-19. Selain menggerogoti kesehatan, ia juga melumpuhkan ekonomi dan memorakporandakan tatanan sosial. Di awal pandemi merebak, manusia terpaksa dikurung dan dibatasi dalam beraktivitas. Hingga hari ini kita bahkan tidak bisa bergerak bebas tanpa masker dan hand sanitizer. Hubungan antarsesama pun kini lebih banyak virtual, entah itu melalui layar ponsel maupun komputer.
Inilah krisis yang menampar kemanusiaan kita. Satu pelajaran yang bisa dipetik dari wabah ini ialah bahwa kita harus belajar lebih aware lagi dengan patogen. Bukan lagi sekadar menghafal kapan Louis Pasteur pertama kali melihat penampakan mikroba seperti yang diajarkan guru-guru kita di sekolah menengah. Amatlah bijak jika dua tahun krisis yang melanda dunia belakangan ini, dapat dijadikan bahan evaluasi atas semua perilaku kita di planet ini. Jangan cuma virus yang pandai bermutasi.
Pandemi telah menunjukkan bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari kehadiran invasi makhluk kecil yang bernama bakteri, kuman, ataupun virus. Kita hidup bersama mereka. ‘Tidak ada planet B’, begitu istilah Greta Thunberg, aktivis muda yang kerap lantang berteriak soal perubahan iklim. Kata para ahli, mereka (makhluk-makhluk kecil itu) bereaksi terhadap tindakan kita yang merusak dan mengganggu habitat dan ekosistem mereka.
Pandemi ini ialah peringatan. Ia menjadi awal penanda akan bahaya yang mungkin jauh lebih besar. Kita tidak pernah tahu patogen apalagi yang akan muncul di masa depan. Satu hal yang pasti, para ilmuwan yang selama ini kerap bekerja dalam ruang-ruang senyap, tetap tekun meneliti dan mencari solusi bukan cuma berteori seperti halnya sebagian politisi. Dalam dua tahun terakhir di tengah kesuraman ini, kita pun melihat sisi terang pada solidaritas antarsesama anak bangsa. Kerja sama kolektif ini yang harus dijaga, jangan sampai ikut tergerus cuma gegara virus.
Kolaborasi semacam inilah yang diperlukan di tengah krisis ini, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga global. Tanpa distribusi vaksin yang merata, jangan pernah berharap pandemi ini mereda. Meski di sisi lain, perkara ini juga masih menjadi persoalan di sejumlah negara eropa. Ini memang soal pilihan, mengagungkan prinsip kebebasan atas nama hak asasi atau menderita dan mati di tengah konsekuensi terburuk dari krisis ini. Sialnya, lagi-lagi seperti kata Thunberg, ‘There’s no planet B’ dan manusia kini makin terhubung.
Jadi, apakah salah untuk percaya dan berharap krisis ini akan segera berakhir? Bukan perkara mudah memang. Semua tergantung pada sikap dan perilaku kita selaku khalifah di atas bumi ini. Namun, percayalah segelap dan sesuram apa pun, pasti ada titik terang di ujung sana meski mungkin samar. Lagi pula, bukankah lebih baik menyalakan lilin ketimbang terus-menerus mengutuki gelap? Selamat Natal dan menyongsong Tahun Baru. Selamat berkontemplasi dan beresolusi.
Terkini Lainnya
Arus Balik Nataru Masih Tinggi di Stasiun KA Gubeng
H-1 Tahun Baru, 22.676 Penumpang Padati Stasiun Yogyakarta
Sambut Tahun Baru Nyaman dan Aman Bagi Masyarakat, PLN Lakukan Kesiagaan
Kepulauan Seribu Siap Sambut Wisatawan Liburan Natal dan Tahun Baru
Acara Christmas Tree Lighting di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada
Perbedaan Pendapat Para Ulama tentang Ucapan Selamat Natal
Dinkes Batam Konfirmasi 9 Kasus Baru Covid-19, Stok Vaksin Terbatas
Kemenkes Sebut Tidak Ada Potensi Mutasi Covid-19 di Libur Nataru 2024
WHO Sebut 9 Varian Covid-19 Dominasi Kasus di Dunia, Ini Datanya
Hadapi Covid-19, Masjid di Malaysia Serukan Penggunaan Masker
Polda Metro Jaya, ABM, dan GoTix Gelar Vaksinasi Booster Selama Sebulan
Kasus Covid-18 Aktif Naik, Perlu Tahu Ciri Omikron dan Pencegahannya
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap