Sorgum Bahan Pangan Masa Depan
![Sorgum Bahan Pangan Masa Depan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/fa41bb0e2e8638e5846464608570f904.jpg)
SORGUM seringkali dinilai sebagai inferior food atau jenis pangan yang kurang bergengsi. Apalagi jika disandingkan dengan beras atau gandum. Padahal jika ditelisik lebih jauh, sorgum adalah jenis serealia yang kandungan gizinya cukup tinggi.
Sorgum juga merupakan salah satu tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Bentuk butirannya yang cantik berwarna coklat ketika sudah matang dan dijemur, terlihat makin indah untuk ditempatkan di atas meja maupun di tengah-tengah ruang keluarga.
Sebagai bahan pangan, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Meskipun di Indonesia tidak sepopuler gandum dan jagung, namun di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara sorgum merupakan makanan pokok penting yang dikonsumsi masyarakat di sana.
Sorgum bukan merupakan jenis serealia biasa. Di dalam 100 gram-nya terkandung 329 kkal energi, sementara setiap hari, rata-rata orang dewasa membutuhkan 2000 kkal energi. Dengan demikian, separuh kebutuhan kalori harian dapat dipenuhi dengan mengonsumsi 300 gram sorgum. Jumlah ini sesuai dengan rekomendasi asupan karbohidrat yakni 300-400 gram per hari.
Menariknya, tidak hanya mengandung tinggi kalori sorgum juga mengandung tinggi protein. Kadar protein dalam 100 gram sorgum adalah 10,4 gram. Hampir setara dengan kadar protein gandum, dan lebih tinggi dari beras. Karena itu, sorgum yang bebas gluten sangat baik bagi orang yang sedang diet terutama yang menjalankan diet bebas gluten. Protein gluten ditemukan dalam gandum dan barley yang menyebabkan masalah pencernaan.
Umumnya orang-orang yang alergi gluten mengalami kembung, rasa sakit, dan kram karena konsumsi gluten. Sehingga sorgum bisa menjadi pengganti gandum dan baik untuk mengatasi alergi gluten. Selain itu, kandungan pati pada sorgum sebesar 80,42%, lebih tinggi daripada jagung yang hanya 79,95%. Sorgum juga kaya akan kandungan vitamin B kompleks, zat besi, dan serat.
Dengan keistimewaan kandungannya, sorgum bisa menjadi bahan pangan untuk mengatasi stunting pada anak usia tumbuh. Batangnya pun dapat menghasilkan lira dan etanol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Serta daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki gizi tinggi.
Keisitimewaan lainnya adalah mudahnya tanaman sorgum untuk dibudidayakan, karena merupakan varietas hibrida yang tahan terhadap hama dan dapat hidup dimana saja, bahkan di wilayah yang kekeringan sekalipun.
Hal ini, membuat pemerintah berpikir untuk mensubstitusi kebutuhan gandum dengan sorgum, di tengah krisis pangan yang melanda dunia serta terganggunya distribusi gandum diakibatkan perang Rusia dan Ukraina.
Namun, terdapat tantangan terhadap skala produksinya bila sorgum ingin menggantikan gandum sebagai bahan pangan. Berdasarkan data riset Tirto, di Indonesia, produksi sorgum tidak besar. Sentra produksinya hanya di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, dan NTT.
Produksi seluruhnya diperkirakan tidak lebih dari 10 ribu ton. Terpaut jauh dari gabah yang bisa mencapai 52 juta ton dan jagung yang 14 juta ton/tahun. Produktivitas sorgum di kebun rakyat pun rata-rata 1,2–1,3 ton per ha.
Karena itu, petani mengharapkan bantuan pemerintah untuk benih dan pupuk, agar petani sorgum dapat membudidayakan sorgum lebih banyak lagi untuk kebutuhan pangan di masa yang akan datang. Selain itu, juga agar masyarakat Indonesia dapat mengkonsumsi makanan olahan yang terbuat dari sorgum semudah mengkonsumsi makanan olahan yang terbuat dari gandum, karena nutrisinya yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Kembali Buat Gebrakan, Mentan Libatkan Para “Jawara” Peternakan Sediakan Daging dan Susu
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
BPS: Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Alami Kenaikan Mencapai 118,77
Kambing Perah, Jurus Baru Dukung Persusuan Nasional
UGM dan Kementan Pecahkan Rekor Muri Minum Susu dengan Peserta Terbanyak
Periset BRIN Kembangkan Mycoprotein dari Kacang Koro
Global Future Fellows Cari Solusi Ketahanan Pangan Indonesia
Chef Ragil Ajak Ibu-Ibu Kampung Gabus Memasak Menu Makanan Bergizi
Cacing Laut Dapat Jadi Alternatif Cegah Stunting pada Anak
Pemkot Jayapura Ajak Warga Konsumsi Makanan Lokal
Indef: Dukung Substitusi Industri Pangan Gandum dari Bahan Baku Lokal
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap