visitaaponce.com

Jokowi Harapan Generasi Milenial

Jokowi Harapan Generasi Milenial
(MI/SUSANTO)

KETUA Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, mengaku sangat puas dengan penampilan Jokowi pada debat kedua.

Secara khusus, ia menilai apa yang disampaikan Jokowi pada debat tersebut memberi harapan baru bagi kaum milenial di Indonesia yang akan dipersiapkan menghadapi revolusi 4.0.

"Debat kemarin sangat bagus. Kami puas dan terutama apa yang disampaikan oleh Jokowi menarik minat kaum milenial karena Jokowi punya road map yang jelas untuk anak muda Indonesia, terutama menghadapi era revolusi 4.0," kata Erick seusai acara media visit ke Kantor Media Group, Kedoya, Jakarta, kemarin.

Beliau memperlihatkan bagaimana revolusi 4.0 akan terjadi, yakni dengan mempersiapkan SDM anak milenial dengan vokasi dan berbagai pelatihan serta infrastruktur digital. Dalam konteks itu, kata dia, tidak benar jika dikatakan Jokowi keluar dari tema debat saat menanyakan soal unicorn kepada Prabowo Subianto.

"Konteksnya kan infratsruktur. Toh, infrastruktur itu bukan hanya soal tol, bandara, pelabuhan atau irigasi, tetapi juga infrastruktur digital. Jokowi sudah memikirkan itu semua. Karena itu, tentu saja sangat menarik minat kaum muda kita," ucapnya.

Ia berharap anak muda Indonesia menangkap maksud baik Jokowi dengan peta jalan yang sudah jelas. "Kita intinya bergerak maju, tidak ke belakang, perkembangan dunia terus bergerak dan Jokowi ingin kita merespons itu semua," pungkasnya.

Langkah hukum
Polemik terkait puisi Doa yang Ditukar karya Fadli Zon berlanjut ke ranah hukum. Kaum milenial, Rizka Ananda (Nanda) dan Gifari Shadad Ramadhan, mengadukan kasus dugaan penghinaan ulama sepuh itu ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Selasa (19/2).

Nanda memandang permintaan maaf Fadli Zon tidak menyelesaikan masalah karena bukannya tulus meminta maaf. Ia justru menuduh orang lain sebagai pelakunya.

"Sebelumnya, Bapak yang terhormat Fadli Zon tegas menyatakan tidak mau meminta maaf. Sekarang ia minta maaf, tapi menuduh ada yang menggoreng isu ini. Jujur kami ini bingung, sebenarnya mau beliau itu apa?"

Nanda membenarkan pendapat Fadli bahwa kita menghormati Mbah Moen seperti anak muda menghormati orang, tetapi ia tidak melihat ketulusan di permohonan maaf politikus Gerindra tersebut.

"Padahal, bagi saya pribadi, Mbah Moen bukan hanya tokoh agama Islam. Ia juga guru bangsa yang mengajarkan kita hidup rukun beragama. Saya pribadi sebagai seorang nonmuslim pun sangat menghormati beliau," papar Nanda.  

Gifari Shadad Ramadhan membenarkan bahwa pengaduan itu bertujuan untuk menyelesaikan keresahan publik.

"Dengan alasan apa pun, kami merasakan bahwa yang dilakukan Bapak Fadli Zon sudah sangat meresahkan dan kami menentang itu. Namun, kami juga tidak ingin menyindir, memaki, dan menuduh di medsos seperti beliau. Karena itu, kami menempuh jalur yang kami pikir sudah seharusnya. Sebagai negara hukum, kami memilih jalur hukum," jelas Gifari.

Dengan menyambung Gifari, Nanda juga meminta Polri untuk menindaklanjuti laporan itu dan memberikan kepastian hukum. "Jika memang yang dilakukan Bapak yang terhormat Fadli Zon itu baik, jangan salahkan kalau kaum milenial juga nanti melakukan hal yang sama di ruang publik. Namun, jika yang beliau lakukan itu salah, kami mohon penegak hukum untuk segera menindak tegas. Kami hanya butuh kepastian hukum."

Keduanya menjelaskan bahwa aduan tersebut juga ditembuskan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Ketua DPR Bambang Soesatyo. (Ins/P-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat