visitaaponce.com

RI Serukan Pemulihan Ekonomi Lebih Kukuh

RI Serukan Pemulihan Ekonomi Lebih Kukuh
Presiden Joko Widodo mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Bogor, Jawa Barat.(ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

INDONESIA menyerukan pentingnya pemulihan ekonomi dunia yang lebih kukuh, tidak hanya sebatas keluar dari krisis.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT G-20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin malam.

“Pandemi covid-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi seluruh negara. Saat ini juga merupakan waktu bagi semua negara melakukan introspeksi, bukan hanya agar pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi. Namun, bangkit dan tumbuh lebih kukuh,” kata Presiden Jokowi.

Pada sesi II KTT G-20 sekaligus hari terakhir itu, Jokowi menyampaikan pandangannya mengenai pembangunan masa depan yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Untuk mewujudkan pemulihan yang lebih kukuh, Jokowi menekankan pentingnya negara- negara G-20 melakukan aksi dan transformasi besar dengan ekonomi ramah lingkungan.

“Hal ini bisa diwujudkan jika terdapat visi besar, aksi besar, dan perubahan besar. Big vision, big action, and big transformation,” lanjut Kepala Negara.

Presiden menyampaikan Indonesia pascapandemi juga berkomitmen tinggi membangun ekonomi lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Untuk itu, pembenahan fundamental mutlak dilakukan menuju pertumbuhan ekonomi hijau.

Menurut Presiden, pandemi ini menjadi momentum untuk mendorong ekonomi ramah lingkungan.

Pada hari pertama KTT, Sabtu (21/11), Jokowi menekankan pentingnya organisasi G-20 membantu restrukturisasi utang negara-negara berkembang.

“Restrukturisasi utang harus dibarengi dengan peningkatan manajemen utang, termasuk transparansi data dan menjaga keberlanjutan fiskal,” ungkap Jokowi.

Kepala Negara mengatakan negara-negara berkembang memerlukan dukungan luar bia sa bagi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.

Jika dukungan tersebut dikurangi secara terburu-buru, Jokowi meyakini pemulihan ekonomi dunia akan berlarutlarut.

Sebelumnya, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD) meminta dukungan dana sebesar US$2,5 triliun untuk membantu negara berkembang keluar dari keterpurukan ekonomi.

 

 

Sumber: Bank Dunia/BI/AFP/Riset MI-NRC


 

Akses yang adil

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengemukakan negara anggota G-20 perlu mendorong kerja sama multilateral dan meningkatkan kerja sama menghadapi pandemi covid-19 serta dampaknya pada perekonomian.

“G-20 harus terus mendukung kerja sama multilateral dan juga memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses vaksin secara adil, terjangkau, dan merata,” ungkap Sri Mulyani pada The 5th G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting yang digelar secara daring, kemarin.

Sri Mulyani menambahkan, inisiatif perpanjangan periode pembayaran utang melalui program Debt Service Suspension Initiative juga diharapkan dapat membantu negara-negara yang paling rentan terdampak pandemi covid-19. (Mir/X-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat