Bertemu Presiden di Istana, Ketum PBNU Laporkan Hasil Harlah 1 Abad NU
![Bertemu Presiden di Istana, Ketum PBNU Laporkan Hasil Harlah 1 Abad NU](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/711e741146998d3ed581e40139ea9333.jpg)
Ketua Umum Pengurus Besar (PBNU) Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/3). Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu melaporkan rangkaian kegiatan Harlah 1 abad NU yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Gus Yahya menjelaskan peringatan acara Harlah 1 abad NU bukan hanya menghasilkan landasan bagi perencanaan program-program domestik dalam negeri saja, tetapi juga menghasilkan titik tolak untuk melakukan kegiatan internasional terutama dengan R20. R20 adalah Religion of Twenty 2022) adalah forum para pemimpin agama-agama dan sekte-sekte dengan peserta utama dari negara-negara anggota G20.
Selain R20, terang Gus Yahya, ada pula Muktamar Internasional Fikih Peradaban, yang menjadi agenda internasional PBNU. Kedua-duanya, ujar dia, diarahkan pada upaya perdamaian internasional dengan penguatan internasionalisme dan multilateralisme. Dua pertemuan itu diharapkan menjadi ajang untuk memecahkan masalah berbagai konflik yang ada.
Baca juga: Gus Yahya dan Pesan Strategis NU di Abad ke-2
"Ini dibingkai dalam asumsi kepentingan bersama dari semua pihak dan bukan satu pihak saja," ucapnya pada media seusai bertemu dengan presiden Jokowi.
Dalam memecahkan malasah internasional, Gus Yahya menilai kanal internasional dan multilateral seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) paling utama. Selain PBB, imbuh dia, organisasi internasional lain yakni FIFA dan platform internasional harus diperkuat.
Baca juga: Hadiri Acara Satu Abad NU, Ganjar Disambut Meriah Warga Nahdliyin
"Ini harus diperkuat keberadaannya dengan konsisten ketika kita mengikuti satu platform internasional, ya kita harus konsisten dengan semua norma-norma yang sudah disepakati. Di situ sehingga dengan cara itu kita berada pada posisi moral untuk mengartikulasikan dorongan dan desakan penyelesaian masalah-masalah sebagai kepentingan bersama, bukan hanya kepentingan Indonesia atau kepentingan parsial dari satu pihak tertentu saja tetapi kepentingan universal," paparnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Upacara 17 Agustus di IKN, Bangunan Istana Presiden belum Rampung 100%
Kader PAN Anggap Jokowi Teladan Politik
Sambut Idulfitri 2024, Jokowi Gelar Open House di Istana Kepresidenan Besok
Presiden Jokowi Gelar Open House saat Lebaran, Masyarakat Boleh Hadir
Elite Partai NasDem Rachmat Gobel Temui Presiden Jokowi di Istana
Rangkaian HUT Kemerdekaan RI ke-78 Diawali dari Monas. Ini Detail Acaranya
Jokowi: Serangan Siber ke Pusat Data Nasional Juga Terjadi di Negara Lain
Jokowi Resmikan Pabrik Cell Baterai Kendaraan Listrik Terbesar se-ASEAN
Bola Perppu Perampasan Ada di Tangan Presiden Jokowi
Harga Produk Alat Kesehatan Tinggi karena Industrinya Belum Mapan
Jokowi Perintahkan Menteri-menteri Atur Ulang Tarif Pungutan Batu Bara
Presiden Jokowi Minta Menkes Bikin Harga Obat Lebih Murah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap