visitaaponce.com

KSP Jelaskan Maksud Jokowi soal Riak Pemilu

KSP Jelaskan Maksud Jokowi soal Riak Pemilu
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri (kedua kanan) memberikan keterangan disaksikan Presiden Joko Widodo (tengah)(Antara)

TENAGA Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko menjelaskan soal riak-riak yang dimaksud oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden Jokowi mengaku melakukan cawe-cawe dan menyampaikan alasannya bahwa ada riak-riak yang membahayakan bangsa. Menurut Joanes, cawe-cawe yang dilakukan oleh presiden bukan dalam arti politik partisan.

“Bukan cawe-cawe Bapak presiden punya preferensi, lalu digunakan dengan kekuasaan beliau sebagai seorang presiden menggerakkan aparatur, alat-alat dan sumber daya kekuasaan. Itu tegas dan clear,” ujar Joanes dalam wawancara yang disiarkan Metro TV, Rabu (7/6).

Terkait riak-riak, KSP memaknainya bahwa presiden ingin memastikan pemilihan umum (pemilu) 2024 berjalan lancar tanpa gangguan. Joanes menuturkan pada kontestasi pemilu sebelumnya yakni 2014 dan 2019, bangsa Indonesia sempat mengalami keterbelahan yang disebabkan oleh perbedaan politik. Presiden, ujar dia, tidak ingin itu terulang.

Baca juga : Aksi Cawe-cawe Jokowi Disebut Menebar Ketakutan

“ Kita memaknai apa yang salah ketika presiden kepala negara pasti punya keinginan, tanggung jawab moral, memastikan keluarga besarnya, bangsa Indonesia dalam kondisi baik dan tidak terganggu. Pada posisi 2014, 2019 bagaimana segregasi sosial terjadi karena keterbelahan pilihan politik, Bangsa kita pada saat itu hampir berada pada posisi pecah. Dalam situasi tidak baik-baik saja,” papar Joanes.

Baca juga : PKS: Publik Banyak yang Mengkhawatirkan Cawe-cawe Jokowi

Ia juga menyebut sebagai kepala negara, presiden tidak bisa hanya diam. Potensi gangguan atau riak-riak yang berpotensi mengganggu stabilitas bangsa, terangnya, harus diantisipasi. Indonesia, terang Joanes, akan mengalami bonus demografi pada 2030. Menurutnya presiden tidak ingin Indonesia kehilangan momentum tersebut menjadi bangsa yang maju.

“Posisi Indonesia sangat strategis, diperhitungkan oleh dunia. Maka saya meyakini bangsa-bangsa lain tidak akan rela bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maka riak-riak ancaman pasti muncul. Baik dari luar maupun dalam negeri,” paparnya.

Ancaman dari dalam negeri, terangnya, antara lain hoaks yang bertebaran di media sosial, fitnah terjadi keterbelahan di antara satu kelompok dengan kelompok lain. Riak-riak tersebut, ujar Joanes, jangan sampai terjadi pada pemilu 2024.

“ Kalau situasi ini kita ulang lagi pada 2024, maka momentum yang dimiliki bangsa Indonesia dalam Indonesia emas, menghadapi bonus demografi akan mundur ke belakang. Riak-riak itu yang dilihat oleh Presiden Jokowi,” tukasnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat