visitaaponce.com

Dukung Presiden, Muhammadiyah Serukan Pemilu Damai Utamakan Kepentingan Bangsa

Dukung Presiden, Muhammadiyah Serukan Pemilu Damai Utamakan Kepentingan Bangsa
Ilustrasi(MI)

SEKJEN PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengingatkan bahwa Pemilu ada bagian dari proses demokrasi yang menentukan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi dengan dewasa, arif, dan bijaksana.

"Kepentingan bangsa dan negara harus lebih diutamakan daripada pribadi, partai, dan golongan," ujar Mu'ti, Senin (24/7).

Hal itu disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta itu merespons pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengimbau agar tidak ada perpecahan karena perbedaan pandangan politik saat Pemilu 2024 berlangsung.

Baca juga : Jokowi Minta Capres tidak Saling Bertengkar

Mu'ti lebih jauh mengimbau agar masyarakat hendaknya berdemokrasi dengan gembira, saling mengko perbedaan pilihan, dan menghindari berbagai hal yang memicu permusuhan dan perpecahan.

Ia menyakini masyarakat bisa dewasa dalam berdemokrasi tanpa adanya politik uang atau segala bentuk kecurangan pada pemilu mendatang. "Kita perlu mengembangkan demokrasi yang bersih dan sehat, jauh dari politik uang dan semua bentuk kecurangan," tukasnya.

Baca juga : Panglima TNI Tegaskan Prajurit Harus Netral di Pemilu 2024

Pada Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-25, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan agar pada pemilihan umum (pemilu) 2024, masyarakat lebih sehat berdemokrasi. Ia berharap tidak ada ujaran kebencian, berita bohong ataupun fitnah terutama di media sosial.

"Jangan ada lagi ujaran kebencian. Ndak. Jangan ada lagi berita bohong. Banyak itu yang di pemilu-pemilu sebelumnya, terutama di medsos (media sosial) di media sosial. Jangan lagi ada fitnah-fitnahan. Sekali lagi jangan lagi ada fitnah-fitnahan. Utamanya ini juga ada di medsos. Saya kalau membaca medsos itu kadang-kadang geleng-geleng, kok mbek koyo ngeten..sami-sami sederek, sami-sami sedulur, nggih mboten. Apalagi atas nama agama. Ini tidak boleh terjadi. Apakah bapak ibu setuju?," ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa dalam pesta demokrasi, rakyat semestinya bersenang-senang. Oleh sebab itu, ia mengimbau tidak perlu ada pertengkaran saat pemilu. Apalagi disebabkan karena perbedaan pilihan politik.

"Dalam demokrasi, yang namanya beda pilihan itu wajar. Wajar beda pilihan itu. osi, jangan bertengkar, jangan saling menjelekkan, jangan saling berkepanjangan, setelah berkompetisi bersatu kembali," tuturnya.

Ia juga berpesan agar para petinggi partai turut menjaga kondisi politik tetap dingin. Termasuk, ujarnya Jokowi, para calon presiden (capres) tidak boleh saling bertengkar. Presiden mengingatkan bangsa Indonesia satu sehingga berkompetisi dalam pemilu sebaiknya dilakukan secara sehat.

" Lha wong yg di atas-atas saja ketua-ketua partai itu sering makan-makan bareng. Capres-capres itu ngopi bareng, lha kok yang di bawah saling bertengkar dan berkepanjangan, kanggeh nopo? Kita ini satu saudara, sebangsa dan setanah air Indonesia. ampun kesupen. Nggih mboten? Dan setelah berkompetisi setelah pemilu itu bersatu kembali sebagai sebuah bangsa yang besar," tuturnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat