Ancaman Siber Marak Akibat Minimnya Kepatuhan
![Ancaman Siber Marak Akibat Minimnya Kepatuhan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/917ed212614c4f7eaa40615125b33e49.jpg)
KEPALA Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebut banyaknya kebocoran data atau insiden ancaman siber disebabkan kurangnya kesiapan, kesadaran serta kepatuhan hingga kapabilitas stakeholder dalam penanganan insiden siber yang memadai.
Visualisasi pada saat menunjukkan rekapitulasi notifikasi indikasi insiden siber yang diberikan BSSN kepada stakeholder pada dalam 3 tahun hanya direspon 16,93%. Padahal BSSN telah mengirimkan 5102 notifikasi kepada stakeholder dengan total 864 notifikasi sudah direspons sedangkan 4.238 notifikasi belum direspons.
"Kami mendata semua ancaman-ancaman yang ada di ruang siber dalam melaksanakan monitoring insiden ancaman siber. Kami memberikan notifikasi accident kepada stakeholder yang terkait. Visualisasi pada saat menunjukkan rekapitulasi notifikasi indikasi insiden siber yang diberikan kepada stakeholder persentasenya respon masih rendah," terangnya, Selasa (22/8).
Baca juga: BSSN Klaim Maraknya Serangan Malware Akibat Software Bajakan
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR Hinsa memaparkan tren per tahunnya juga menunjukkan yang sama pada 2021 dan 2022, 91% notifikasi tidak direspon sedangkan pada 2023 ,61% notifikasi belum direspon. Di sisi lain jika dilihat dari rekapitulasi 2022 dan 2023 sesuai Perpres No 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital bisa dilihat peningkatan indikasi insiden di tahun 2023 dibandingkan 2022. Seperti sektor keuangan yang menjadi perhatian publik atas kasus insiden siber kasus Bank Syariah Indonesia.
"Jumlah notifikasi pada sektor ini di tahun 2022 terdapat hanya 15 indikasi insiden siber nilai ini meningkat menjadi 127 indikasi insiden pada 2023. Ini menunjukkan lonjakan yang signifikan sehingga keamanan siber menjadi sangat penting akibat potensi keamanan semakin tinggi," tandasnya. (Sru/Z-7)
Terkini Lainnya
Industri Perbankan di Indonesia belum Ramah Disabilitas
IHSG Kamis Sore Ditutup di Zona Merah
Penutupan BPR, dari Masalah Fraud hingga Konsolidasi untuk Penuhi UU P2SK
Perubahan Iklim Jadi Risiko Tertinggi Sektor Keuangan
Rupiah Kembali Menguat karena Perekonomian Terjaga
OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, OJK: RI Tetap Jadi Penopang
Kemenkominfo dan BSSN Harus Bertanggung Jawab atas Peretasan PDNS
Catat! Tidak Ada Antivirus yang Bisa 100% Mengamankan Data
Tinjau Sistem Pemantauan Siber BSSN, Menko Polhukam Soroti Peretasan
Ganti PDNS 2, Pemerintah Targetkan Layanan Publik Kembali Normal
PDN Diretas, Kominfo Disebut tak Minta Back up Data ke Telkom Sigma
BSSN Diminta Audit Soal Waktu Peretasan PDN oleh Ransomware
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap